Kemudian, ada juga pegunungan yang terbentuk akibat pertemuan dua lempeng tektonik.
Salah satu lempeng akan menukik ke bawah lempeng lainnya, yang dikenal dengan sebutan fenomena subduksi.
Akibat dari fenomena subduksi ini, batuan yang runtuh di tepinya dapat membentuk pegunungan, contohnya Pegunungan Andes.
Selain itu, pegunungan juga bisa terbentuk akibat lempeng tektonik yang terbelah, menyebabkan balok batu di setiap sisi retakan membentuk barisan pegunungan.
Contoh pegunungan yang terbentuk dengan cara di atas yakni Pegunungan Sierra Nevada di Amerika Serikat.
Tidak hanya berhubungan dengan lempeng tektonik, pegunungan juga bisa terbentuk akibat proses vulkanisme.
Proses vulkanisme adalah fenomena geologis yang melibatkan keluarnya magma, gas, dan partikel padat dari dalam bumi ke permukaan.
Ini sering terjadi di daerah dengan aktivitas tektonik, di mana lempeng-lempeng tektonik bertemu atau terpisah.
Contoh pegunungan yang terbentuk dari proses vulkanisme adalah Pegunungan Galapagos.
Lijun Liu, seorang ahli geosains di Universitas Illnois Urbana-Camphaign, menyebutkan bahwa aktivitas di dalam lapisan bumi juga membentuk pegunungan.
Misalnya, baru-baru ini ditemukan bongkahan batuan padat yang mengelupas dari lempeng tektonik, jatuh ke dalam mantel di bawah, menyebabkan permukaan di bawahnya terangkat.
Baca Juga: Terjadi di Jepang, Fenomena Alam Pulau Baru Terbentuk Setelah Letusan Gunung Berapi
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR