Menurut European Space Agency, atmosfer Mars terdiri dari 95,32% karbon dioksida, 2,7% nitrogen, 1,6% argon, dan 0,13% oksigen.
Dengan komposisi ini, kita tahu bahwa manusia tidak dapat hidup dan menghirup udara Mars.
Meski begitu, para ilmuwan pernah mengamati adanya fenomena hujan salju yang terjadi selama beberapa kali di planet merah ini.
Pada tahun 2008, pesawat antariksa Phoenix milik NASA menangkap salju berbentuk air jatuh di dekat kutub utara Planet Mars.
Sementara di wilayah kutub selatannya, terdapat lapisan karbon dioksida beku atau es kering sepanjang tahun.
Kemudian, pada tahun 2012, para peneliti juga menemukan salju es kering dari atmosfer Mars di sekitar kutub selatannya untuk pertama kali.
Penemuan tersebut menjadi bukti bahwa ternyata hujan salju juga terjadi di planet lain di ruang angkasa.
Atmosfer Mars yang Tipis
Seperti yang sudah disebutkan di atas, salju terbentuk ketika uap air di atmosfer langsung mengembun menjadi es.
Namun, Planet Mars memiliki lapisan atmosfer yang 100 kali lebih tipis dari Bumi, teman-teman.
Menurut NASA, karena atmosfernya terlalu tipis, air di Mars tidak bisa bertahan lama dalam kondisi cair.
Baca Juga: 4 Planet yang Tampak Bersinar di Langit Malam Selama Bulan Desember
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR