Namun perjanjian itu baru benar terlaksana pada tahun 1669, dan sebelum perjanjian terlaksana Sultan Hasanuddin kembali melakukan perlawanan yang tetap membawa kegagalan.
Setelah Perjanjian Bongaya dibuat, banyak rakyat Makassar khususnya Suku Bugis menolak hingga mengembara ke daerah lain di Indonesia.
Rakyat Riau juga melakukan perlawanan pada VOC yang masuk ke wilayahnya.
Perlawanan ini dipelopori oleh Kerajaan Siak Sri Indrapura dan dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah yang kemudian dilanjutkan oleh putranya Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah pada sekitar abad ke-17.
Perlawanan rakyat Riau terjadi karena datangnya VOC untuk menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional.
Berbagai perlawanan rakyat Riau pun dilakukan hingga Raka Siak meninggal dan digantikan oleh putranya.
Perlawanan yang dipimpin oleh Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah memberikan hasil kemenangan setelah memutus jalur perdagangan yang menuju Siak.
Rakyat Banten juga melakukan perlawanan pada VOC sejak awa Belanda datang ke Banten.
Dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1656 perlawanan pada VOC terjadi dengan cara merusak kebun tebu, membantu perlawanan Trunojoyo, dan melindungi pelarian dari Makassar.
Perlawanan yang dilakukan membuat Kerajaan Banten berhasil menguasai sejumlah kapal VOC dan pos penting.
Pada tahun 1680, Sulatn Ageng kembali melakukan perang dengan VOC setelah adanya penganiayaan pada para pedagang.
Baca Juga: Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Belanda, Materi Kelas 5 SD
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR