Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu sudah pernah belajar tentang klasifikasi makhluk hidup?
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri cirinya, yang bertujuan untuk mempermudah mencari spesifikasi makhluk hidup.
Tujuan pengelompokkan makhluk hidup adalah untuk membedakan ciri dan memudahkan manusia untuk mengenal kekerabatan makhluk hidup.
Dalam klasifikasi makhluk hidup, kekerabatan organisme diurutkan dari kingdom hingga spesies.
Semua jenis hewan masuk ke dalam Kingdom Animalia, namun memiliki kelas dan ordo yang berbeda.
Kelas merupakan satuan taksonomi (takson) yang tingkatnya di antara bangsa dan divisi, yang erat kekerabatannya.
Sementara ordo merupakan klasifikasi dalam biologi yang lebih rendah daripada kelas dan lebih tinggi daripada famili.
Nah, hewan yang memiliki ordo yang sama artinya saling berkerabat, teman-teman.
Uniknya, ada hewan yang terlihat tidak mirip namun merupakan contoh organisme dari satu ordo yang sama, yakni badak dan kuda.
Kenapa bisa begitu, ya?
Yuk, cari tahu persamaan ordo dan kekerabatan badak dan kuda!
Baca Juga: Sering Dikira Tumbuhan, Apa Makanan Hewan Laut Karang di Habitatnya?
Persamaan Kuda dan Badak
Kuda dan badak memiliki nama spesies yang berbeda.
Kuda dikenal dengan nama ilmiah Equus caballus, sementara nama ilmiah badak adalah Rhinocerotidae.
Akan tetapi keduanya berasal dari ordo yang sama, yaitu Perissodactyla yang di dalamnya mencakup kuda, tapir, dan badak.
Bersumber dsri animaldiversity.org, nama Perissodactyla berarti 'berjari ganjil' yang semua spesiesnya memiliki jari kaki tengah lebih besar dari jari yang lain.
Sebagian besar spesies yang berasal dari spesies ini punya tiga jari kaki belakang dan tiga atau empat jari kaki depan.
Beberapa spesies mempunyai tanduk, yang terletak di hidung dengan struktut kulit tanpa inti tulang.
Yap, kalau teman-teman pernah melihat langsung hewan badak dan kuda, maka akan ada kemiripan pada bentuk jari kakinya.
Perissodactyla yang masih ada saat ini berasal dari Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, Amerika Utara bagian selatan, dan Amerika Selatan bagian utara.
Menurut penelitian, kini hanya ada 18 spesies dari ordo tersebut karena kepunahan.
Baca Juga: Berbeda Habitat, Kenapa Ikan Laut Tidak Bisa Hidup di Air Tawar?
Fakta Unik Kuda dan Badak
Meski tampak gagah dan kuat, kuda bukan karnivora, melainkan herbivora yang memakan jenis tumbuhan, mulai dari buah hingga rumput.
Bentuk gigi, posisi mata, dan sistem pencernaan kuda merupakan ciri khas hewan herbivora.
Banyak orang belum tahu, ternyata pada zaman dahulu, kuda juga memiliki jari kaki, sama seperti manusia.
Namun karena evolusinya, kuda tidak lagi memiliki jari dan hanya menyisakan satu jari tengah besar pada masing-masing kakinya.
Menurut Nikos Solounias, pemimpin penelitian dan profesor di New York Institute of Technology, jari kaki itu sebenarnya tetap ada.
Hanya saja, kelima jari tersebut telah menjadi satu membentuk kaki dengan tapak yang kuat.
Jari kaki kuda tidak akan bisa dilihat dengan mata kita sendiri, atau harus dilihat menggunakan alat khusus melalui anatominya.
Badak, juga merupakan hewan herbivora yang memakan tumbuhan, namun tubuhnya bisa berbobot 3 ton.
Bersumber dari National Geographic Kids, badak (Rhinocerotidae) yang ada di planet Bumi dibedakan menjadi lima spesies.
Itu adalah badak hitam, badak putih, badak Sumatra, badak Jawa, dan badak India. Beberapa di antara spesies tersebut memiliki cula, baik berjumlah satu atau dua.
Badak Jawa dan India memiliki satu cula, sedangkan badak putih, hitam, dan badak Sumatra memiliki dua cula.
----
Kuis! |
Apa perbedaan kelas dan ordo? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR