Bobo.id - Teman-teman tentu sudah tahu kalau di langit malam cerah, kita bisa melihat banyak bintang bersinar.
Namun, tahukah kamu bahwa bintang bisa mengalami ledakan? Fenomena ini dikenal dengan nama supernova.
National Geographic mendefinisikan supernova sebagai peristiwa berakhirnya evolusi bintang-bintang dalam ledakan kosmik besar.
Saat supernova ini berlangsung, maka unsur-unsur yang memperkaya awan debu dan gas di ruang angkasa akan bertambah.
Sebab, ledakan supernova menghasilkan materi yang terbuang ke ruang angkasa dengan kecepatan mencapai 40.000 km/detik.
Lantas, apakah supernova dapat menimbulkan bahaya bagi ruang angkasa? Yuk, cari tahu faktanya!
Apa Dampak Supernova?
Ketika bintang mencapai akhir masa hidupnya, maka bintang itu akan meledak dalam semburan cahaya yang cemerlang.
Jika ukuran bintang yang mengalami ledakan termasuk bintang masif, maka ledakannya dapat memancarkan energi sinar gamma yang sangat tinggi.
Sinar gamma memiliki energi yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sinar-X.
Karena energinya yang tinggi, sinar gamma dapat menembus materi padat dan banyak material yang tidak dapat ditembus oleh radiasi lain seperti sinar-X.
Baca Juga: Benarkah Ledakan Bintang Bisa Pengaruhi Pembentukan Planet? Ini Faktanya
Selain itu, supernova juga dapat memancarkan energi yang jumlahnya lebih banyak dari energi yang dipancarkan Matahari.
Supernova juga dapat menerangi langit dalam waktu yang lama. Kecerahannta diperkirakan bisa bertahan selama beberapa hari hingga berbulan-bulan.
Bersumber dari NASA, supernova meninggalkan inti yang sangat padat bersama awan gas panas, yang disebut nebula.
Apakah supernova termasuk fenomena berbahaya? Para ilmuwan masih mencari jawabannya hingga sekarang.
Namun, sejauh yang manusia tahu, supernova memberikan beragam unsur penting yang mendukung kehidupan, salah satunya besi.
Jadi, supernova disebut memainkan peran yang sangat penting dalam evolusi alam semesta.
Usia Bintang yang Misterius
Bintang mengalami proses perkembangan yang finalnya adalah supernova, teman-teman. Itu berarti bintang bisa bertambah usianya.
Rata-rata bintang mengalami proses pembentukan selama ratusan ribu tahun, bahkan bisa lebih lama dari waktu tersebut.
Bintang dimulai dari inti yang terus berputar dan memanas, kemudian mengalami fusi nuklir.
Fusi nuklir adalah proses bertemunya dua proton dan inti atom hidrogen, kemudian bergabung membentuk satu inti helium.
Baca Juga: Ingin Jadi Astronaut? Ini 10 Hal yang Bisa Pelajar Siapkan Sejak Sekarang
Uniknya, sama seperti benda langit lainnya, bintang juga bisa berputar atau mengalami rotasi.
Namun, putaran bintang melambat seiring waktu, mirip seperti roda yang berputar melambat saat mendapatkan gaya gesek yang besar.
Astronom memanfaatkan informasi kecepatan putaran bintang untuk menemukan usia bintang. Metode ini disebut gyrochoronology.
Ketika bintang berputar, maka akan menghasilkan medan magnet yang kuat dan menciptakan suar bintang.
Nah, ketika aktivitas bintang dalam menghasilkan medan magnet dan suar bintang semakin menurun, astronom semakin mudah memperkirakan usianya.
----
Kuis! |
Berapa kecepatan materi yang dibuang supernova? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | NASA,National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR