Bobo.id - Sampai sekarang, Bumi menjadi satu-satunya tempat layak huni di tata surya yang sangat luas ini.
Oleh karena itu, para ilmuwan terus mencari dunia yang layak huni. Baik itu di planet lain maupun di Bulan, lo.
Salah satu syarat tempat itu layak huni adalah adanya air cair dan senyawa lain yang dibutuhkan manusia.
Para astronom baru menemukan adanya lautan cair di bawah permukaan es bulan terkecil Saturnus, Mimas!
Padahal, sebelumnya para astronom mengira bahwa Mimas hanyalah sebongkah es yang ukurannya besar.
Bulan Terkecil Milik Saturnus
Mimas ditemukan pada tahun 1789 oleh astronom Inggris Herschel sebagai titik kecil yang ada di dekat Saturnus.
Baru kemudian pada tahun 1980, Mimas untuk pertama kalinya dicitrakan di ruang angkasa oleh wahana Voyager.
Ada kawah yang menutupi permukaan Mimas. Terdapat kawah terbesar dengan ukuran sekitar 130 kilometer.
Dengan jarak sekitar 186.000 kilometer, Mimas membutuhkan waktu lebih dari 22 jam untuk mengorbit Saturnus.
Saat itu, para astronom menemukan fakta bahwa rotasi dan gerak orbit Mimas terus mengalami perubahan.
Baca Juga: Ada Berapa Planet di Tata Surya yang Memiliki Cincin? Ini Fakta Uniknya
Hal itu membuat para astronom kembali melakukan penelitian terhadap bulan terkecil milik Saturnus, Mimas.
Hasilnya, perubahan orbit Mimas dari waktu ke waktu ini disebabkan ada lautan yang membentuk pergerakannya.
Penemuan ini membuat Mimas ditambahkan ke dalam kelompok Bulan yang memiliki lautan internal di dalamnya.
Lautan di Bawah Permukaan Es Mimas
Bersumber dari Live Science, lautan itu diperkirakan terletak 20-30 kilometer di bawah permukaan kerak es Mimas.
Para peneliti juga percaya kalau usianya masih muda, yakni baru muncul antara 2 juta hingga 25 juta tahun lalu.
Namun, meski tersembunyi selama jutaan tahun, lautan tampaknya menutupi setidaknya setengah volume Bulan!
Temuan ini merupakan penemuan kondisi layak huni pada objek tata surya yang tak pernah diduga sebelumnya.
Tak hanya Mimas, bulan Saturnus (Enceladus) telah lebih dahulu diketahui memiliki lautan di bawah permukaan.
Bedanya, lautan pada Mimas masih tersembunyi. Ini artinya, air dalam bentuk cair bisa berada hampir di mana saja.
Lautan pun masih berevolusi. Proses terbentuknya lautan di bawah permukaan es masih belum diketahui pasti.
Baca Juga: Saturnus Punya 8 Satelit Alami Terbesar, Inilah Nama dan Karakteristiknya
Bulan yang Tergenang Air
Para astronom tidak hanya mampu menentukan umur lautan, tapi juga bisa menghitung berapa banyak airnya.
Setidaknya 50 persen volume Mimas diisi oleh air cair. Ini adalah jumlah air yang besar untuk ukuran satelit.
Air ini tampaknya bergesekan dengan inti berbatu Mimas dan menjadi panas karena gesekan yang ditimbulkan.
Interaksi air dan batuan ini diperkirakan memainkan peran penting dalam asal-usul keberadaan kehidupan di Bumi.
Artinya, kandungan kimia di Mimas merupakan prospek yang menarik untuk penyelidikan kehidupan layak huni.
Untuk penyelidikan di masa depan, para astronom ingin mendaratkan pesawat ruang angkasa di permukaan Mimas.
Ketika mengunjungi Mimas, pesawat ruang angkasa juga akan mampir ke Enceladus yang juga memiliki lautan.
Namun, kemungkinan itu masih sangat lama. Untuk itu, para astronom mempelajari Mimas lebih lanjut dari Bumi.
Para astronom ingin mengetahui bagaimana suhunya berubah dan dampak kehadiran lautan pada orbit Bulan Saturnus.
Meski ada lautan di bawah permukaannya, hingga saat ini, Mimas jelas bukan suatu objek yang bisa dihuni manusia.
Baca Juga: Penemuan Baru: Cincin Saturnus Perlahan Terkikis, Apa Penyebabnya?
----
Kuis! |
Kapan Mimas ditemukan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR