“Sebelum tidur, kalian bisa melakukan ritual butterfly hug, alias memeluk diri sendiri. Katakan hal-hal positif sebelum tidur sebagai bentuk terima kasih kepada diri sendiri,” ujar Fabiola.
Selanjutnya, Fabiola juga menjelaskan tentang ciri-ciri masalah mental yang umum dirasakan oleh anak usia pelajar. Misalnya, putus asa dan merasa malas belajar.
Agar tidak berlarut-larut, ia menyarankan agar anak-anak mengalihkan energi negatif tersebut dengan kegiatan positif, seperti menggambar, menyanyi, melukis, atau menulis.
Baca Juga: AIA Gelar Agenda School Visit dan Coaching Clinic untuk Perdalam 4 Pilar AIA Healthiest Schools
“Mencoba hal-hal baru juga bisa membuat mental lebih sehat dan hati lebih senang. Kalian juga bisa menjaga kesehatan mental dengan berani ikut acara-acara interaktif, seperti kegiatan ini,” tambahnya.
Sejalan dengan pemaparan Fabiola, perwakilan sekaligus volunteer AIA Rizki Wardani melanjutkan sesi dengan kuis interaktif.
Dalam kuis ini, ia membagikan sejumlah merchandise kepada para siswa yang berhasil menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan.
“Beras merah lebih sehat dari beras biasa, mitos atau fakta?” tanya Rizki.
Selanjutnya, Rizki juga tak lupa menjelaskan empat pilar Healthiest Schools, yakni makan sehat, gaya hidup aktif, kesehatan mental, serta sehat dan lestari (kesehatan lingkungan).
Rizki juga mengingatkan agar anak-anak tidak bermain ponsel sebelum tidur. Sebab, kebiasaan ini dapat mengurangi kualitas dan jam tidur, sehingga dikhawatirkan akan memengaruhi mood dan kesehatan anak-anak.
“Sebelum tidur, sebaiknya jangan main HP. Lebih baik, berdoa atau membaca buku, sehingga tubuh lebih rileks,” tambahnya.
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR