Bersumber dari space.com, mereka menemukan bahwa angin dari tiga bintang tersebut menyusut sekitar 67 kali lebih cepat dari Matahari yang mengalami angin matahari.
Tim penelitian mendapatkan data tersebut dengan mengamati sinar-X yang dipancarkan oleh gelembung plasma yang disebut astrosfer.
Astrosfer ini bersuhu panas dan mengelilingi sistem bintang.
Angin bintang dapat memicu proses menguapnya atmosfer planet yang mengorbit bintang-bintang di tempat angin bertiup.
Uniknya, jika fenomena ini terjadi terus-menerus, maka benda langit mirip Bumi bisa berubah menjadi batuan ruang angkasa yang tandus tanpa atmosfer.
Oleh karena itu, para astronom merasa senang menemukan fenomena ini.
Sebab, fenomena ini membantu astronom memahami proses evolusi planet di sekitar bintang mirip Matahari.
Nah, tiga bintang yang diamati oleh para astronom yaitu bintang 70 Ophiuchi, Eridani, dan 61 Cygni.
Jarak bintang tersebut dari Bumi yakni 70 Ophiuchi sekitar 16,6 tahun cahaya, Eridani sekitar 10,5 tahun cahaya, dan 61 Cygni sekitar 11,4 tahun cahaya.
Menurut Kristina Kislyakova, astrofisikawan dan pemimpin penelitian tersebut, fenomena ini pertama kalinya terdeteksi.
Apa itu Angin Matahari?
Baca Juga: Apakah di Planet Lain Bisa Terjadi Hujan Seperti di Bumi? Ini Faktanya
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR