Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu tahu bahwa bintang-bintang di angkasa memiliki massa?
Setiap benda yang ada di ruang angkasa memiliki massa, contohnya planet, bintang, meteor, asteroid, dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, massa adalah sejumlah besar benda (zat dan sebagainya) yang dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan).
Sedangkan dalam ilmu fisika, massa adalah besaran dari suatu benda atau banyaknya zat padat dalam suatu benda.
Menurut NASA, massa Matahari bisa mencapai 1.989 x 1030 kilogram, atau 330.000 kali massa bumi.
Matahari yang besar ini juga sering disebut sebagai bintang paling terang dan objek terbesar di Tata Surya.
Ini berarti setiap bintang memiliki massa yang beragam.
Ada fenomena menarik akhir-akhir ini, para astronom menemukan fakta bahwa tiga bintang di angkasa mengalami penurunan massa.
Bagaimana bisa begitu? Yuk, cari tahu faktanya!
Fenomena Berkurangnya Massa Bintang
Para astronom untuk pertama kalinya, mendeteksi angin bintang bertiup dari tiga bintang deret utama yang mirip dengan Matahari.
Baca Juga: Akan Ada Asteroid Besar yang Melintasi Bumi Malam Ini, Apa Namanya?
Bersumber dari space.com, mereka menemukan bahwa angin dari tiga bintang tersebut menyusut sekitar 67 kali lebih cepat dari Matahari yang mengalami angin matahari.
Tim penelitian mendapatkan data tersebut dengan mengamati sinar-X yang dipancarkan oleh gelembung plasma yang disebut astrosfer.
Astrosfer ini bersuhu panas dan mengelilingi sistem bintang.
Angin bintang dapat memicu proses menguapnya atmosfer planet yang mengorbit bintang-bintang di tempat angin bertiup.
Uniknya, jika fenomena ini terjadi terus-menerus, maka benda langit mirip Bumi bisa berubah menjadi batuan ruang angkasa yang tandus tanpa atmosfer.
Oleh karena itu, para astronom merasa senang menemukan fenomena ini.
Sebab, fenomena ini membantu astronom memahami proses evolusi planet di sekitar bintang mirip Matahari.
Nah, tiga bintang yang diamati oleh para astronom yaitu bintang 70 Ophiuchi, Eridani, dan 61 Cygni.
Jarak bintang tersebut dari Bumi yakni 70 Ophiuchi sekitar 16,6 tahun cahaya, Eridani sekitar 10,5 tahun cahaya, dan 61 Cygni sekitar 11,4 tahun cahaya.
Menurut Kristina Kislyakova, astrofisikawan dan pemimpin penelitian tersebut, fenomena ini pertama kalinya terdeteksi.
Apa itu Angin Matahari?
Baca Juga: Apakah di Planet Lain Bisa Terjadi Hujan Seperti di Bumi? Ini Faktanya
Setelah mengetahui fakta bahwa bintang bisa kehilangan sebagian massanya akibat angin bintang.
Nah, kita akan belajar juga tentang angin bintang terbesar di Tata Surya, yakni angin matahari.
Sama seperti di Bumi, angin yang berembus dari Matahari dengan kecepatan tinggi dapat memicu badai, yang disebut badai matahari.
Badai matahari juga karena lubang koronal besar yang mengeluarkan angin matahari dengan kecepatan lebih dari 2,1 juta km/jam.
Diketahui fenomena yang telah mengenai bumi selama 6 tahun ini memicu terjadinya aurora di seluruh langit Amerika Serikat.
Bersumber dari Livescience, dampak terjadinya badai matahari yaitu pemadaman radio selama beberapa jam dan gangguan navigasi.
Penyebab badai Matahari ini yaitu pergerakan benang plasma Matahari yang terletak di lapisan ruang Matahari.
Benang plasma yang mengandung medan magnet dari bintik Matahari atau daerah yang lebih dingin, jadi kusut dan meletus.
Akibatnya, energi magnetik yang sudah terbentuk di atmosfer Matahari, tiba-tiba dilepaskan dan dipancarkan dengan gelombang elektromagnetik (gabungan medan listrik dan magnet).
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang fenomena di atas, semoga bermanfaat!
----
Kuis! |
Berapa massa Matahari? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR