Sebenarnya, penerbangan pesawat layang sudah dilakukan sejak sebelum Wright Flyer.
Namun, Wright bersaudara ini memberikan pengembangan dengan membengkokkan ujung pesawat ke arah yang berlawanan agar memengaruhi aliran udara di atas pesawat.
Putaran inilah yang menciptakan gaya angkat pada setiap sayap, sehingga pesawat miring pada satu sisi.
Dengan begitu, para pilot bisa menggeser pinggulnya agar pesawat layang terbang dengan seimbang.
Pesawat Wright Flyer memiliki lebar sayap 12,3 meter, panjang 6,4 meter, tinggi 2,8 meter, dan berat sekitar 274 kilogram tanpa pilot.
Setelah berhasil terbang selama 12 detik, Wright Flyer terus dikembangkan hingga bisa menempuh jarak sekitar 255,6 meter dalam 59 detik.
Sejak itulah, para ilmuwan terus menemukan cara dan teknologi untuk membuat pesawat yang aman, hemat bahan bakar, dan bisa ditumpangi banyak orang.
Kenapa Pesawat Bisa Terbang Tinggi?
Dalam ilmu fisika, ada ilmu yang dikenal dengan nama Prinsip Bernoulli, menyatakan bahwa tekanan udara akan berkurang ketika kecepatan aliran udara meningkat.
Prinsip Bernoulli adalah prinsip dasar dalam aerodinamika yang ditemukan oleh fisikawan Swiss bernama Daniel Bernoulli pada abad ke-18.
Menurut Prinsip Bernoulli, jika aliran fluida memiliki kecepatan yang lebih tinggi, maka tekanan dalam fluida tersebut akan lebih rendah, dan sebaliknya.
Baca Juga: Matahari Akan Menjadi Bintang Raksasa Merah di Masa Depan, Apa Itu?
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR