Mereka memanfaatkan sel penyengat berupa knidosit, yang di dalamnya terdapat organel bernama nematocyzt.
Organ nematocyzt ini berbentuk seperti kapsul dengan tombak kecil melingkar di dalamnya.
Sel ini dapat meluncurkan duri, gumpalan beracun, memungkinkan ubur-ubur untuk menyetrum mangsa atau untuk menghalangi penyerang.
Ketika dalam kondisi terdesak, ubur-ubur akan memunculkan nematocyzt dari tubuhnya yang jumlahnya mencapai ratusan.
Akibatnya, ada pukulan yang hanya berlangsung selama 700 nanodetik, yang kekuatannya mampu memecahkan cangkang hewan krustasea.
Nematocyzt atau nematosista hanya diaktifkan ketika ubur-ubur dalam kondisi paling terancam.
Namun, ubur-ubur tidak saling menyengat satu sama lain. Ini karena mereka mengembangkan adaptasi yang baik di tubuhnya agar mencegah pertarungan sesama.
Wah, ternyata ubur-ubur bisa berperilaku dengan cekatan dan pandai meski tidak memiliki otak, ya!
Siapa Predator Ubur-Ubur?
Di habitat alaminya, hewan terlibat dalam interaksi yang disebut predasi. Apa itu?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predasi adalah serangan dan penghancuran langsung satu organisme terhadap organisme lain.
Baca Juga: Hidup di Darat dan Berenang di Air, Apa Alat Pernapasan Buaya?
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR