Bobo.id - Teman-teman, pernah dengar atau membaca tentang fenomena pengasaman laut?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengasaman adalah proses, cara, perbuatan mengasami atau perubahan menjadi asam.
Kita semua tahu bahwa air laut adalah air asin, lalu kenapa mengalami pengasaman?
Nah, Bobo akan mengajakmu belajar mengenai fenomena pengasaman laut beserta penyebab dan dampaknya.
Yuk, simak!
Karbon Dioksida di Lautan
Bersumber dari National Geographic, para ilmuwan menemukan fakta bahwa lautan menjadi semakin asam.
Hal ini akan berdampak buruk bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di lautan.
Penyebab terjadinya pengasaman laut karena adanya kelebihan karbon dioksida di atmosfer Bumi, akibat perbuatan manusia.
Yap, manusia merupakan makhluk hidup penghasil karbon dioksida terbanyak.
Kita menambahkan karbon dioksida ke atmosfer dengan melakukan pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian listrik berlebihan, penebangan hutan, dan sebagainya.
Baca Juga: Kenapa Warna Lautan Dalam Semakin Tampak Gelap? Ini Alasannya
Lalu, lautan selalu menyerap dan mengeluarkan karbon dioksida, sehingga terjadi perpindahan karbon dari atmosfer ke air.
Pertukaran ini berlangsung sangat lama, mencapai ribuan atau puluhan ribu tahun.
Sayangnya, sejak Revolusi Industri tepatnya pertengahan abad ke-18, manusia menambahkan sekitar 400 miliar ton karbon ke atmosfer.
Sebagian besar gas karbon dioksida (CO2) tetap berada di atmosfer, dan menyebabkan suhu udara di lingkungan semakin panas.
Namun setiap tahun, laut menyedot sekitar 25 persen dari seluruh emisi gas karbon dioksida tambahan.
Oleh karena itu, beberapa ratus tahun terakhir, sekitar 30 persen dari seluruh karbon dioksida tambahan telah meresap ke lautan.
Lautan yang Makin Asam
Pada akhir tahun 1700-an, laut memiliki pH (tingkat keasaman) sekitar 8,1, kira-kira sama dengan keasaman putih telur.
Kemudian, permukaan lautan telah mengalami penurunan pH sekitar 0,1 sejak Revolusi Industri.
Menurut pemantauan para ilmuwan, hingga saat ini laut lebih asam sekitar 28 persen dari sebelumnya.
Perubahan ini membuat makhluk laut semakin kesulitan.
Baca Juga: Drake Passage dianggap Perairan Paling Berbahaya di Dunia, Apa Alasannya?
Dampaknya, pergantian kulit yang dialami kepiting dan lobster semakin melambat, cangkang kerang semakin lembut, ikan mengalami gangguan indra penciuman.
Para ilmuwan memperkirakan, tahun 2050 sekitar 86 persen lautan di dunia juga bisa berubah lebih hangat dan lebih asam dibandingkan sebelumnya.
Bahkan, pada tahun 2100, pH permukaan laut bisa turun hingga di bawah 7,8 dan berisiko menimbulkan masalah lingkungan.
Sebagai pengingat, suatu larutan atau cairan disebut bersifat asam jika larutan tersebut mengandung ion H+ yang memiliki tingkat keasaman (pH) di bawah 7.
Oleh karena itu, manusia juga harus mencegah terjadinya pengasaman laut dengan mengurangi peningkatan karbon dioksida di atmosfer.
Caranya dengan menanam pohon, menghemat listrik, mengurangi sampah, menggunakan energi alternatif, dan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
----
Kuis! |
Apa saja perbuatan manusia yang dapat menambahkan karbon dioksida ke atmosfer? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR