Bobo.id - Apakah teman-teman tahu tata surya termasuk Bumi berada di mana? Yap, kita ada di dalam galaksi Bimasakti.
Galaksi adalah bagian dari alam semesta yang di dalamnya terdiri dari banyak bintang, awan, debu, dan gas.
Bersumber dari BBC Science, terdapat setidaknya 2 triliun galaksi di alam semesta. Itu pun yang bisa diamati. Hihi.
Triliunan galaksi yang terbentuk di alam semesta itu tidak terbentuk tiba-tiba dan hidup abadi di angkasa, lo.
Ternyata, galaksi-galaksi yang ada di alam semesta itu juga mengalami evolusi galaksi. Kita cari tahu, yuk!
Pembentukan Galaksi
Seperti kita tahu, semua materi di alam semesta terbentuk sekitar 13,8 miliar lalu sesaat setalah Big Bang terjadi.
Kala itu, semua materi benar-benar padat seperti bola kecil dengan kepadatan tak terbatas dan sangat panas.
Tiba-tiba, bola kecil itu mulai berkembang dan alam semesta seperti yang kita kenal pun perlahan terbentuk.
Setelah berkembang pesat dan mulai mendingin, semua materi tadi tersalurkan ke seluruh bagian alam semesta.
Beberapa miliar tahun berikutnya, daerah yang padat materi dari alam semesta mulai tarik menarik karena gravitasi.
Baca Juga: Apakah Galaksi Juga Bisa Mengalami Kematian Seperti Bintang? Ini Faktanya
Kumpulan materi itu akhirnya tumbuh menjadi lebih padat, membentuk awan gas dan gumpalan besar materi.
Awan gas dan gumpalan besar materi ini kemudian menjadi galaksi primordial, yakni sebuah proto-galaksi.
Beberapa awan gas dan gumpalan materi yang berukuran kecil diketahui menjadi galaksi yang kerdil.
Sementara yang berukuran sedang membentuk galaksi spiral yang familiar, seperti galaksi Bimasakti ini.
Penggabungan Galaksi
Seiring waktu, galaksi yang berjarak terlalu dekat akan saling menarik satu sama lain oleh gaya gravitasinya.
Hal ini membuat dua galaksi atau lebih lama kelamaan akan bertabrakan dan menyatu jadi galaksi besar.
Galaksi Andromeda diketahui adalah galaksi spiral yang terbentuk akibat menabrak galaksi kecil di sekitarnya.
Yap, galaksi kecil yang terkoyak oleh gravitasi yang lebih besar akan menjadi bagian dari galaksi besar tersebut.
Namun, apabila ada dua galaksi dengan ukuran sama bertabrakan, mereka akan jadi galaksi elips raksasa, lo.
Ketika dua galaksi bertabrakan terjadi, struktur spiralnya akan hilang dan bergabung jadi galaksi bentuk elips.
Baca Juga: Berapa Banyak Bintang yang Mati di Galaksi Bimasakti Tiap Tahunnya?
Tenang saja, penggabungan galaksi tidak akan membuat bintang dari masing-masing galaksi itu bertabrakan, kok.
Penggabungan galaksi justru bisa menghasilkan gelombang kejut gravitasi yang bisa picu pembentukan bintang baru.
Kematian Galaksi
Seperti disebutkan sebelumnya, galaksi tidak hidup abadi di alam semesta. Mereka juga akan alami kematian.
Yap, pada akhirnya, galaksi akan berhenti membentuk bintang baru setelah menguras seluruh pasokan gas dan debu.
Ketika pasokan habis, pembentukan bintang akan melambat selama miliaran tahun sampai berhenti sepenuhnya.
Saat ini, galaksi Bimasakti telah menggunakan sebagian besar hidrogen sehingga pembentukan bintang melambat.
Penggabungan dengan Andromeda 4 miliar tahun lagi disebut bisa memperpanjang umur galaksi Bimasakti.
Menurut para astronom, di alam semesta terdapat galaksi hidup dan galaksi mati yang hampir setara jumlahnya.
Galaksi hidup memiliki persediaan gas melimpah yang dapat membentuk bintang, terutama gas hidrogen.
Sementara itu, galaksi mati memiliki pasokan gas yang sangat rendah sehingga bintang tak banyak terbentuk.
Baca Juga: Beberapa Galaksi Mulai Berhenti Menciptakan Bintang Baru, Mengapa?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan galaksi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR