Bobo.id - Teman-teman, adakah di antara kamu yang ingin menjadi astronaut?
Menurut pengertiannya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, astronaut adalah penerbang pesawat ruang angkasa.
Jika teman-teman bercita-cita menjadi astronaut, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, salah satunya tentang fakta tubuh manusia ketika berada di angkasa.
Ruang angkasa yang luas dan misterius dapat memberikan dampak berbeda pada tubuh kita, lo.
Faktanya, tubuh manusia mengalami beragam perubahan saat berada di ruang angkasa. Apa saja contohnya?
Yuk, simak fakta menariknya dari artikel ini!
Tubuh saat di Angkasa
Saat astronaut pergi ke angkasa untuk menjalankan tugasnya, mereka tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bertahan hidup di antariksa.
Kita harus terbiasa beradaptasi ketika berpindah tempat ke daerah atau lingkungan baru, termasuk di angkasa.
Adaptasi atau penyesuaian diri di angkasa berpengaruh besar pada kondisi fisik dan psikis manusia, lo.
Di angkasa, kita tidak bisa membedakan pagi dan malam, udara terasa sangat dingin, kondisi di sekitar tidak terdapat oksigen bebas.
Baca Juga: Atmosfer Planet Mars Sangat Tipis, Bisakah Terjadi Petir di Sana?
Oleh karena itu, penting bagi semua astronaut untuk menggunakan pakaian antariksa yang aman dan nyaman.
Namun, perubahan tubuh tetap terjadi seiring beradaptasinya tubuh kita terhadap lingkungan di angkasa.
Bersumber dari National Geographic, perubahan paling utama yang terjadi yaitu perpindahan cairan dari tubuh bagian bawah ke batang tubuh dan kepala saat astronaut mengapung.
Kondisi ini menyebabkan anemia, masalah mata, perubahan tekanan darah, dan masalah kekebalan tubuh.
Mengalami Lemah Tubuh
Ada penelitian baru yang diterbitkan di Frontiers in Immunology oleh Odette Laneuville, seorang ahli biologi molekuler di Universitas Ottawa.
Odette dan timnya melacak perubahan lingkungan memengaruhi sistem kekebalan tubuh 14 orang astronaut selama berada di International Space Station.
Hasilnya, sistem kekebalan tubuh astronaut cepat beradaptasi dengan gaya berat mikro.
Dalam beberapa menit setelah tiba di ruang angkasa, perubahan tubuh mulai terjadi pada astronaut.
Jika di Bumi manusia bisa berjalan dan memijak tanah karena gravitasi, astronaut tidak bisa melakukan hal itu di angkasa.
Akibatnya, ada penurunan tajam dalam kepadatan tulang dan kekuatan otot ketika kembali ke Bumi.
Baca Juga: Objek Luar Biasa di Langit, dari Mana Sebenarnya Komet Berasal?
Setelah kembali ke Bumi, astronaut akan mengalami kesulitan untuk berjalan, meregangkan kaki, bahkan bangun dari tempat tidur.
Kondisi ini disebut sebagai deconditioning yang ditandai hilangnya kekuatan otot, kepadatan tulang, dan fungsi fisik tubuh.
Inilah yang terjadi pada seorang astronaut Kanada Chris Hadfield setelah tinggal selama 6 bulan di ISS. Setibanya di Bumi, Chris mengalami kelemahan tubuh dan dekondisi parah.
Mudah Sakit
Tidak hanya itu, ternyata beragam organ tubuh manusia juga merespons perubahan gravitasi mikro di angkasa.
Contohnya, tiga astronaut di Apollo 7 mengalami flu selama misi di angkasa, banyak orang di ISS mengalami ruam kulit dan infeksi saluran pernapasan ringan.
Para peneliti juga menemukan bahwa perjalanan ruang angkasa dapat mengaktifkan virus yang sudah tidak aktif di dalam tubuh, seperti herpes simplex, varicella, dan cytomegalovirus.
Di angkasa, juga terdapat radiasi sinar kosmik yang ditemui astronaut setiap mereka meninggalkan medan magnet pelindung Bumi.
Radiasi ini memengaruhi gen dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA, yang menyebabkan kondisi tubuh mengalami penyakit dan kelemahan.
Nah, itulah fakta mengenai perubahan tubuh fisik pada astronaut yang pergi ke angkasa.
----
Kuis! |
Apa yang menyulitkan di angkasa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR