Ketika ada orang yang sedang bernyanyi, kita bisa mendengar bahwa ada nada yang tinggi dan nada rendah.
Nada tinggi dan rendah itu saling berpadu sehingga menghasilkan satu lagu utuh yang indah dan enak didengar.
Ternyata, ada dua hal yang memengaruhi tinggi dan rendahnya suatu bunyi. Yap, frekuensi dan juga getaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, frekuensi adalah getaran gelombang suara atau getaran per detik.
Apabila frekuensi atau getarannya semakin cepat, maka akan semakin tinggi bunyi atau suara yang dihasilkan.
Begitu pun sebaliknya. Kalau frekuensinya semakin lambat, maka akan semakin rendah bunyi yang dihasilkan.
Secara umum, telinga manusia itu peka terhadap bunyi. Frekuensi suara yang bisa didengar 20-20.000 Hz.
Kita sering mendengarkan bunyi yang disebut audiosonik ini di sekitar kita, seperti pada bunyi alat musik.
Frekuensi di bawah 20 Hz dikenal dengan nama infrasonik, seperti gempa bumi, gunung berapi, dan mesin berat.
Frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Manusia tidak bisa mendengar, tapi kelelawar dan lumba-lumba bisa.
Bunyi yang terlalu tinggi tidak baik didengar manusia karena bisa membuat gendang telinga rusak, lo.
Baca Juga: Mengapa Ada Jenis Bunyi Keras dan Bunyi Pelan? Materi IPAS Kelas 5 SD
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR