Proses awal dari mendengar adalah ketika suara yang berbentuk getaran ditangkap oleh telinga bagian luar.
Selanjutnya, getaran dari gelombang itu akan disalurkan ke telinga yang membuat gendang telinga bergetar.
Kemudian, setelah gendang telinga itu bergetar, getaran tersebut diteruskan kembali ke tulang pendengaran.
Selanjutnya, tulang pendengaran akan memperkuat getaran dan meneruskan bunyi ke telinga bagian dalam.
Setelah sampai ke telinga bagian dalam, maka getaran akan diubah bentuknya jadi impuls listrik, teman-teman.
Kemudian, impuls listrik itu akan dikirim ke saraf pendengaran. Sebagai informasi, saraf itu letaknya di otak.
Dalam saraf pendengaran yang ada di otak itu, getaran diterjemahkan menjadi bunyi atau suara yang jelas.
Seperti Bobo sebutkan di atas, manusia bisa mendengar bunyi dengan rentang frekuensi 20-20.000 Hertz.
Meski begitu, tetap ada batasan bunyi yang tidak boleh kita dengar. Yap, tidak boleh lebih dari 90 desibel.
Sebab, jika telinga terus mendengar suara keras terlalu lama dapat berisiko pada rusaknya indra pendengaran.
Nah, itulah penjelasan dari pertanyaan mengapa kita bisa mendengar bunyi. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya!
Baca Juga: Apa Perbedaan Gema dengan Gaung? Materi Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR