Bersumber dari Science Alert, gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik didorong ke bawah lempeng yang lain.
Subduksi adalah proses geologi yang terjadi karena adanya lempeng kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah terhadap lempeng kerak samudra yang lebih tebal.
Gempa ini diketahui umumnya terjadi di wilayah Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Sebagai informasi, zona megathrust Jawa memanjang dari Selat Sunda sampai selatan Banyuwangi, terbagi menjadi beberapa segmen yang bisa bergerak sendiri-sendiri.
Seperti yang disebutkan di atas, ilmuwan Indonesia khawatir tentang seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun.
BMKG memperkirakan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa dahsyat dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
Gempa megathrust yang tinggal menunggu waktu ini diperkirakan karena daerah-daerah yang dimaksud sudah lama tidak mengalami gempa besar.
Apa yang Harus Dilakukan saat Gempa?
1.Tetap Tenang
Hal yang pertama perlu kita lakukan ketika terjadi gempa adalah jangan panik dan tetap tenang.
Baca Juga: Mengapa Gempa Bumi Bisa Menyebabkan Terjadi Tsunami? Ini Penjelasannya
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR