Bobo.id - Pernahkah teman-teman melihat angin berhembus sangat kencang hingga pohon bergoyang dan tumbang?
Biasanya, angin kencang yang terjadi itu tak hanya menumbangkan pohon, tetapi juga merusak berbagai rumah, lo.
Perlu diketahui, salah satu jenis angin yang sangat kencang hingga memicu badai itu sering disebut dengan topan.
Salah satu topan yang beberapa hari belakangan terjadi di negara tetangga adalah topan Yagi. Cari tahu, yuk!
Mengenal Topan Yagi
Coba deh teman-teman bayangkan angin yang berputar sangat cepat dan membawa hujan deras. Itulah topan Yagi.
Topan Yagi ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan kuat, seperti putaran air yang sangat besar di lautan!
Anginnya bisa berhembus sangat kencang, bahkan bisa menumbangkan pohon besar dan merusak bangunan.
Topan ini terbentuk di atas lautan hangat. Angin panas dari laut naik ke atas, lalu udara dingin turun ke bawah.
Perputaran udara inilah yang menyebabkan angin berputar sangat cepat dan membentuk topan kuat.
Sejak awal September 2024 kemarin, topan Yagi ini menerjang kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, nih.
Baca Juga: Fakta Sains, Kenapa Badai Topan Tidak Bisa Terjadi di Kawasan Khatulistiwa?
Di awal kedatangannya, topan Yagi memicu gelombang perairan setinggi 4 meter di pesisir Vietnam bagian utara.
Akibat cuaca buruk itu, beberapa sekolah ditutup, penerbangan dibatalkan, dan pemadaman sejumlah wilayah.
Tak hanya itu, adanya topan Yagi yang bergerak sangat cepat juga mengakibatkan ada beberapa korban jiwa.
Bisakah Topan Yagi Sampai di Indonesia?
Karena kekuatan topan Yagi yang dahsyat, banyak orang khawatir pada kemunculan topan Yagi di Indonesia.
Kita patut lega, sebab BMKG menyebut, topan Yagi tak akan sampai Indonesia meski negara tetangga mengalami.
Bersumber dari Kompas.com, Indonesia tak akan dilanda topan Yagi karena pengaruh pergerakan angin timuran.
Angin timuran adalah rata-rata angin bertiup dari arah timur hingga tenggara dan bergerak April-Oktober tiap tahun.
Kalau berdasarkan data dari BMKG, angin timuran ini jadi indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia.
Angin timuran ini bergerak dari Samudra Pasifik menuju daratan Asia sehingga topan Yagi tak sampai di Indonesia.
Jadi, angin melalui Samudra Pasifik, melewati Laut Filipina, lalu Laut China Selatan, dan masuk daratan Asia.
Baca Juga: Mengenal Topan Super Mangkhut, Fenomena Alam Badai Terkuat di Samudra Pasifik
Kalau pun nantinya ada siklon tropis muncul di wilayah Indonesia, fenomena ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Benarkah Badai Topan Tak Terjadi di Khatulistiwa?
Ada yang mengatakan bahwa angin topan, badai, dan tornado sebenarnya tak bisa terjadi di Indonesia. Kenapa?
Salah satu alasan yang mendasari pernyataan ini adalah karena Indonesia adalah negara yang dilalui garis khatulistiwa.
Garis khatulistiwa adalah garis khayal yang mengelilingi tengah Bumi. Yap, di tengah Kutub Utara dan Selatan.
Bersumber dari Live Science, topan tak terjadi di garis khatulistiwa karena di wilayah ini ada efek coriolis. Apa itu?
Efek coriolis adalah udara dari khatulistiwa yang tetap mengalir cepat ke arah timur. Jadi, arah angin menyimpang.
Di belahan bumi utara, udara akan berputar ke kanan menciptakan gerakan berputar melawan arah jarum jam.
Sebaliknya, udara yang mengalir ke selatan dari wilayah khatulistiwa akan menyimpang ke arah kiri.
Akhirnya, tak ada udara yang mengalir menuju garis khatulistia. Jadi, tak akan ada angin topan di wilayah ini, deh.
Nah, itulah penjelasan tentang Topan Yagi yang tidak akan sampai di Indonesia. Jadi, teman-teman tak perlu khawatir, ya!
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa saja ciri-ciri topan Yagi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Mulai Sekarang Batasi Konsumsinya, Ini 6 Bahaya Minum Teh Berlebihan untuk Tubuh
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR