Bobo.id - Pada materi Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka kelas 5 SD, kita akan belajar tentang kegiatan wirausaha.
Wirausaha adalah kegiatan usaha atau bisnis yang dilakukan mandiri. Pelaku usaha bertanggung jawab atas sumber daya.
Selain itu, pelaku usaha juga harus memiliki sifat kreatif dan berani mengambil risiko agar bisa bertahan di pasar.
Untuk makin tahu tentang wirausaha, kita diajak membaca "Dari Pedagang Asongan hingga Pemilik Perusahaan" di halaman 78-79.
Pada mulanya, Nadya Hersa Ursulla Permana hanya seorang gadis yang menyukai susu karena segudang manfaatnya bagi kesehatan. Setelah remaja, dia mulai menjajaki bisnis susu kemasan. Nadya ingin mengenalkan minuman susu kepada masyarakat.
Untuk menyalurkan keinginannya itu, Nadya mengajak dua temannya, Yoga Christovel dan Siti Hani Kusmiati. Mereka mulai memasarkan susu pada tahun 2016 dengan modal kecil dan nama dagang Klinik Susu. Nadya dan kedua temannya harus berjuang untuk memasarkan produknya. Nadya termasuk orang yang bermental baja. Dia rela mengangkat sendiri produknya dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan, dia menjadi pedagang asongan di acara-acara publik agar produk susunya dikenali masyarakat. Keluarganya sampai menentangnya karena kasihan melihatnya banting tulang seperti itu.
Kini, Nadya sudah meraih apa yang dicita-citakannya. Perusahaannya yang bernama Klinik Susu (KS) Group sudah dikenal masyarakat. Omzet perusahaannya mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Usahanya yang sedang naik daun ini juga memberikan peluang kerja bagi banyak orang. Meskipun sudah sukses, Nadya tetap rendah hati. Menurutnya, capaian yang berhasil diraihnya adalah berkat dukungan keluarga dan kerja sama tim di perusahaan.
Sebagai pengusaha, Nadya selalu serius dalam mempertahankan kemasan dan standar susunya. Susu kemasan produksinya tidak memakai bahan campuran lainnya. Dengan begitu, manfaat dan kandungan susu yang baik bagi kesehatan akan selalu terjaga. Kepercayaan masyarakat adalah yang terpenting dalam usahanya.
Setelah sukses dengan produk susu, Nadya memproduksi yoghurt dan keripik. Saat ini dia berharap bisa mengembangkan bisnis di bidang lainnya. Nadya juga selalu bersiap untuk risiko dan tantangan di masa depan. Risiko terbesar suatu usaha adalah gulung tikar. Namun, Nadya memandang semua tantangan itu adalah jalan yang harus dilaluinya untuk mencapai kesuksesan. Seperti kata pepatah, komitmen dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
Setelah membaca teks "Dari Pedagang Asongan hingga Pemilik Perusahaan", kita diminta menjawab pertanyaan di halaman 81.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Simak, yuk!
Baca Juga: 20 Contoh Majas Litotes dalam Kehidupan Sehari-hari, Materi Bahasa Indonesia
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR