Bobo.id - Saat membaca atau bercakap-cakap bisa jadi teman-teman menggunakan atau menemukan beberapa jenis majas.
Pada materi Bahasa Indonesia, teman-teman akan belajar tentang majas yang terdiri dari beragam jenis.
Majas terbagi dalam beberapa jenis yang semuanya bisa kita gunakan untuk berkomunikasi.
Beragam majas yang sering digunakan adalah personifikasi, litotes, ironi, sindiran, hingga pleonasme.
Kali ini, kita akan mempelajari tentang majas pleonasme yang menarik dan bisa teman-teman terapkan dalam percakapan sehari-hari
Pleonasme merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti berlebihan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pleonasme merupakan penggunaan kata-kata yang lebih dari yang diperlukan.
Sedangkan majas adalah gaya bahasa yang digunakan bukan hanya dalam bentuk tulisan tapi juga ucapan.
Jadi, majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata berlebihan dalam penyusunnya.
Sehingga pada majas pleonasme akan ada dua kata berbeda dengan arti yang kurang lebih sama pada satu kalimat.
Bila teman-teman masih bingung, mari simak juga penjelasan fungsi dan contoh dari majas ini.
Baca Juga: 20 Contoh Majas Litotes dalam Kehidupan Sehari-hari, Materi Bahasa Indonesia
Sebagai gaya bahasa penggunaan majas pleonasme pun harus sesuai dengan fungsi agar maksud yang disampaikan bisa ditangkap pendengar atau pembaca.
Majas pleonasme sebenarnya termasuk dalam kelompok majas penegasan, sehingga fungsi utama dari majas ini adalah menegaskan sesuatu.
Teman-teman bisa menggunakan majas ini untuk mempertegas sebuah informasi hingga ide.
Penegasan ini dilakukan karena pengulangan mampu membantu seseorang untuk mengingat suatu pemahaman atau informasi yang disampaikan.
Karena itu, pada majas ini, teman-teman akan menemukan dua kata atau lebih yang bersinoniman pada satu kalimat.
Selain itu, pengulangan juga bisa dilakukan dengan bentuk jamak pada satu kalimat.
Untuk memenuhi fungsi dari majas ini, kalimat yang dihasilkan pun akan menjadi kalimat yang tidak efektif.
Sehingga jenis majas ini lebih banyak digunakan dalam percakapan atau penulisan karya sastra.
1. Adik selalu malas turun ke bawah hanya untuk mengambil minum atau makan.
Pada kalimat tersebut majas pleonasme ada pada kata "turun ke bawah". Kata "ke bawah" tidak benar-benar diperlukan karena kata "turun" sudah berarti ke arah bawah.
2. Pak Andi mundur ke belakang saat pemilihan ketua RT mulai dilakukan.
Baca Juga: Contoh Penggunaan Majas Hiperbola dalam Kalimat, Materi Bahasa Indonesia
Kata "mudur ke belakang" merupakan bagian dari majas pleonasme. Kata "ke belakang" seharinya tidak perlu digunakan karena kata "mundur" sudah memiliki arti bergerak ke belakang.
3. Nenek selalu meminta kami untuk masuk ke dalam saat matahari sudah terbenam.
Pada kalimat tersebut majas pleonasme terletak pada kata "masuk ke dalam". Kata "masuk" sudah memiliki arti menuju ke dalam.
4. Sampai saat ini, melihat darah merah selalu membuatku takut dan ingin menangis.
Pada kalimat tersebut kata "darah merah" merupakan bagian dari majas pleonasme. Kata "merah" seharusnya tidak perlu digunakan, karena "darah" sudah pasti berwarna merah.
5. Ada beberapa bola bundar yang bisa ku gunakan untuk bermain bersama teman-teman.
Pada kalimat tersebut kata "bola bundar" merupakan majas pleonasme. Kata "bundar" seharusnya tidak perlu ditambahkan, karena kata "bola" sudah memiliki arti benda berbentuk bulat.
Dari penjelasan ini, tentu teman-teman sekarang paham cara menggunakan majas pleonasme terlebih untuk membuat beragam karya sastra.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa itu majas? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!'
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR