Bobo.id - Beberapa hari terakhir, media sosial Instagram dan X sedang diramaikan dengan unggahan foto cantik aurora di berbagai negara.
Apa itu fenomena aurora?
Bersumber dari Livescience, aurora dapat muncul di langit ketika partikel-partikel bermuatan yang berasal dari Matahari menabrak molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.
Proses ionisasi tersebut menghasilkan sinar yang hanya dapat dilihat di lintang utara yang tinggi, dan mempunyai warna yang bervariasi.
Ketika fenomena aurora berlangsung, ada kabut yang berwarna hijau, biru, atau merah dan merah muda, yang membentuk gelombang.
Di beberapa negara Benua Eropa dan Australia, aurora bersinar cantik.
Sedangkan di Indonesia yang masuk ke dalam Benua Asia, tidak ada pemandangan aurora sama sekali.
Kira-kira apa yang membuat aurora tidak dapat terlihat di negara tropis, ya? Yuk, cari tahu!
Terbentuknya Aurora
Cahaya Matahari secara konstan meniupkan partikel-partikel kecil ke segala arah, yang disebut angin Matahari.
Angin Matahari bukan terbuat dari udara, melainkan dari hidrogen yang bertiup dengan kecepatan ratusan kilometer per detik.
Baca Juga: Lebih dari Separuh Bintang Angkasa Punya Pasangan, Disebut Apa Fenomena Ini?
Kecepatan angin Matahari diketahui seribu kali lebih cepat daripada angin topan di Bumi.
Angin Matahari yang kencang ini kemudian bertiup ke Bumi, namun tidak dapat dirasakan manusia karena terdapat medan magnet.
Menurut theconversation.com, partikel-partikel penyusun angin Matahari dibelokkan oleh medan magnet Bumi sehingga tidak mengenai manusia.
Namun, perlindungan dari medan magnet Bumi ini tidak benar-benar sempurna, sebab sedikit angin Matahari tetap menabrak atmosfer Bumi di Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Tabrakan antara partikel angin Matahari dengan atmosfer di Kutub Utara dan Kutub Selatan menjadi cahaya indah yang disebut aurora.
Kenapa Tidak Ada di Khatulistiwa?
Kita tahu aurora hanya bisa tampak di Kutub Utara dan Kutub Selatan, lalu kenapa tidak ada di garis khatulistiwa?
Alasan aurora tidak terjadi di wilayah khatulistiwa adalah karena aliran elektron dan proton yang memicu aurora bergerak sepanjang garis medan magnet, jauh dengan medan permukaan bumi.
Garis-garis medan hanya mencapai Bumi di daerah tutup kutub, teman-teman.
Sebenarnya, beberapa aurora selama badai geomagnetik dapat terlihat di zona khatulistiwa, namun tidak terlalu dekat dengan puncaknya.
Jika ingin melihat langsung keindahan aurora, kita harus melihat ke utara atau selatan.
Baca Juga: Ada Fenomena Hujan Meteor Unik pada 7 Oktober 2024, Apa Namanya?
Tapi, menurut sejarah pernah ada aurora terlihat di Jepang, tepatnya pada badai tahun 1909.
Artinya, aurora mungkin bisa tampak di dekat khatulistiwa, hanya saja termasuk fenomena yang sangat langka.
Musim Aurora
Menurut perkiraan ilmuwan, tahun 2023 merupakan awal untuk menuju waktu terbaik menyaksikan aurora terbaik.
Saat ini, matahari mendekati tingkat aktivitas tertingginya, selama siklus matahari yang berlangsung sekitar 11 tahun.
Siklus matahari adalah periode aktivitas matahari yang didorong oleh medan magnet matahari, ditunjukkan oleh frekuensi dan intensitas bintik matahari di permukaannya.
Dengan tingginya aktivitas matahari inilah, musim aurora akan berlangsung dalam waktu dekat.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa aktivitas matahari akan mencapai puncaknya pada tahun 2025, namun bisa juga terjadi pada akhir tahun 2023.
Prediksi ini diperoleh dari pengamatan jangka panjang mengenai jumlah bintik matahari.
Diketahui fenomena yang telah mengenai bumi selama 6 tahun ini memicu terjadinya aurora di seluruh langit Amerika Serikat.
----
Kuis! |
Apa pemicu terjadinya aurora? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR