Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, bangsa Babilonia Kuno menyimpulkan kalau dalam satu bulan penuh ada sekitar 29,5 hari.
Namun, saat menemukan jumlah itu, mereka merasa terlalu rumit digunakan dalam sehari-hari, sehingga dilakukan pembulatan menjadi 28 hari.
Bangsa ini juga membuat pembagian menjadi empat periode yang satu periodenya terdiri dari tujuh hari.
Meski kemuaian perhitungan itu tidak cocok dengan tahun matahari yang jumlahnya 365,25 hari, namun pembagian ini tetap digunakan.
Pembagian dalam hitungan satu minggu sebanyak tujuh hari dinilai membantu mempermudah pengelolaan waktu.
Ilmuwan Babilonia Kuno pun juga menambahkan hari kabisat dalam kalendernya.
Penambahan itu membantu menyamakan atau menyesuaikan dengan fase bulan yang sebenarnya.
Makna Khusus Angka 7
Pembagian waktu dalam satu minggu ada tujuh hari ternyata juga didasari karena hal lain yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan perhitungan astronomi.
Dikutip dari Britannica, bangsa Babilonia Kuno pada awalnya menamai setiap hari berdasarkan benda langit yang dikenal.
Benda langit yang awalnya menjadi nama hari-hari dalam seminggu adalah Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Baca Juga: Contoh Akulturasi Budaya Islam yang Masuk Ke Nusantara, Materi IPS
Source | : | Kompas.com,britannica |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR