Bobo.id - Ada beragam tradisi di Indonesia dan beberapa cukup unik, seperti tradisi pasola.
Pada materi kelas 3 SD kurikulum merdeka, teman-teman akan dikenalkan dengan banyak tradisi menarik di Indonesia.
Salah satunya adalah tradisi pasola yang akan dijelaskan berikut ini dari sejarah hingga pelaksanaannya.
Tradisi pasola ini berasal dari wilayah Sumba, di Nusa Tengagra Timur (NTT) yang masih dilakukan hingga saat ini.
Tradisi ini memiliki makna budaya dan keagamaan yang sangat kuat dan diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Sumba.
Berikut akan dijelaskan sejarah dari tradisi pasola hingga pelaksanaan dari tradisi ini.
Pasola berasal dari kata “sola” atau “hola” yang berarti lembing atau tombak kayu.
Tradisi ini telah dilakukan sejak zaman dahulu oleh masyarakat Sumba sebagai ritual penghormatan kepada arwah leluhur.
Menurut cerita rakyat setempat, tradisi ini dimulai sebagai bagian dari ritual untuk menyambut kedatangan dewi yang dipercaya sebagai pelindung mereka.
Dewi tersebut membawa pesan bahwa tradisi pasola harus dilaksanakan untuk menjaga keseimbangan alam dan hubungan harmonis antara manusia dan arwah leluhur.
Selain itu, tradisi pasola juga diadakan untuk menyelesaikan perselisihan atau konflik di antara kelompok masyarakat dengan cara yang terhormat.
Baca Juga: Bagaimana Upacara Adat Belo Ahik di Flores Berlangsung? Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Tentunya tradisi ini tidak menggunakan tombak berbahaya sehingga aman bagi para pelakunya.
Dengan begitu, masyarakat dapat melampiaskan persaingan dan adu ketangkasan tanpa menimbulkan dendam.
Tradisi pasola biasanya diadakan pada bulan Februari dan Maret, bertepatan dengan musim panen serta fase bulan tertentu yang disesuaikan dengan penanggalan adat Sumba.
Ritual pasola dimulai dengan upacara “Nyale,” di mana masyarakat mencari cacing laut yang disebut nyale di pantai.
Munculnya nyale dianggap sebagai pertanda baik dan merupakan simbol keberkahan bagi masyarakat Sumba.
Jika nyale ditemukan dalam jumlah banyak, maka diyakini hasil panen tahun tersebut akan melimpah.
Setelah upacara Nyale selesai, acara tradisi pasola dimulai dengan melibatkan dua kelompok pria dari desa-desa yang berbeda.
Mereka menunggangi kuda dengan lincah dan memegang tombak kayu untuk menyerang lawan.
Dalam pelaksanaannya, para peserta harus memiliki keahlian menunggang kuda dan ketangkasan dalam melempar tombak.
Meskipun terlihat seperti perang, tradisi pasola sebenarnya dilakukan tanpa tujuan untuk melukai atau menyakiti lawan.
Tradisi pasola memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sumba.
Baca Juga: Seperti Apa Tradisi Pasar Apung di Kalimantan? Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Pertama, tradisi pasola dianggap sebagai bentuk persembahan kepada arwah leluhur, terutama untuk memohon perlindungan dan panen yang melimpah.
Masyarakat Sumba meyakini bahwa leluhur mereka berperan penting dalam menjaga kesejahteraan dan kelangsungan hidup mereka.
Selain itu, tradisi pasola juga menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan ketangguhan pria Sumba.
Tradisi ini mengajarkan tentang keberanian dan ketangguhan fisik sekaligus mengajarkan sikap sportif, karena walaupun bertanding, peserta harus menjaga agar tidak ada dendam yang tersisa setelah acara selesai.
Filosofi tradisi pasola mencerminkan pentingnya keharmonisan dalam hidup, baik dalam hubungan antarmanusia maupun hubungan antara manusia dengan alam dan leluhur.
Nah, itu penjelasan tentang tradisi pasola yang ada di Sumba dan masih dijalankan hingga saat ini.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa arti kata sola dan hola? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR