Karya: M. Earlan Bimo Hutama (Kelas 5C Nassa School)
---
Empat tahun yang lalu, aku mempunyai seekor kucing bernama Binggo. Dia adalah kucing jantan yang sangat lucu. Bulunya halus dan lembut. Binggo sangat aktif dan selalu mengajakku bermain setiap hari. Setiap aku sedang belajar atau bermain, Binggo selalu mendatangiku dengan manja, minta untuk diajak bermain dan sering memijatku atau Mama.
Setiap jam empat sore, aku dan Mama biasanya melepaskan Binggo agar ia bermain di luar rumah. Kalau sudah begini, Binggo terlihat sangat gembira, sampai berlari ke sana kemari. Aku dan Mama akan membawa Binggo masuk kembali ke rumah sebelum adzan Magrib. Lalu, sebelum tidur di malam hari, kami akan memasukkannya ke kandang.
Pada suatu sore sekitar jam lima, Mama mengingatkanku untuk mencari Binggo di luar karena sudah waktunya untuk dibawa masuk. Namun, aku tidak menemukannya. Mama menanyakan kepada Mbak Nur, asisten rumah tangga di rumahku, apakah Binggo sudah masuk atau belum.
“Mbak, Binggo sudah masuk atau belum, ya? Soalnya Bimo tidak menemukan Binggo di luar,” tanya Mama.
Saat itu, Mbak Nur sedang duduk santai menonton televisi dan berkata padaku, “Binggo tadi tidur di bawah tempat tidurmu, Mbak lihat, kok.”
Jawaban Mbak Nur membuat aku dan Mama lega, jadi kami tidak mengecek lagi.
Hingga akhirnya tiba waktuku untuk tidur, dan aku harus memasukkan Binggo ke dalam kandangnya. Mengingat jawaban Mbak Nur, aku mencari Binggo ke bawah tempat tidurku dan juga tempat tidur Mama serta Papa, tetapi aku tidak menemukannya di sana.
Aku berniat untuk mengecek kembali ke luar rumah. Ketika aku membuka pintu, aku sangat terkejut melihat tubuh Binggo yang tidak bergerak sama sekali dan penuh darah. Aku berteriak memanggil mama dan papa.
"Mama, Papa! Coba lihat ke sini! Binggo kenapa, Ma, Pa?"
Baca Juga: Cerpen Anak: Lelaki Berkacamata #MendongenguntukCerdas
KOMENTAR