Bobo.id - Tidak hanya ada planet, bintang, dan bulan. Di ruang angkasa, kita juga akan temukan objek lain, seperti komet.
Perlu diketahui, komet adalah benda langit yang tersusun dari gas, debu, dan es beku yang mengorbit Matahari.
Komet sering disebut sebagai bintang berekor karena memiliki ekor yang panjang dan bercahaya seperti bintang. Hihi.
Sama seperti objek lainnya, komet juga termasuk salah satu objek antariksa yang selalu diamati astronom, lo.
Ada sebuah komet yang terus diamati. Ia adalah komet kriovulkanik "centaur" 29P/ Schawassman-Wachmann.
Mengenal Komet 29P
Komet yang dikenal sebagai 29P/Schwassmann-Wachmann adalah objek es besar yang membentang 60 km.
Komet ini adalah satu dari sekitar 500 komet "centaur" yang menghabiskan hidupnya di dalam tata surya bagian dalam.
Namun, 29P juga adalah bagian dari kelompok langka, yakni komet kriovulkanik. Yap, komet gunung berapi dingin.
Sebagai informasi, komet kriovulkanik terdiri dari cangkang es, atau inti yang isinya adalah es, debu, dan gas.
Ketika komet itu menyerap cukup banyak radiasi Matahari, bagian dalamnya yang dingin jadi sangat panas.
Baca Juga: Sebuah Komet Terang Tampak di Langit Malam Belahan Bumi Utara, Apa Namanya?
Hal ini membuat cangkanya retak dan isi komet yang dingin (kriomagma) menjadi menyembur ke ruang angkasa.
Setelah letusan, koma komet (awan kriomagma) mengembang dan membuat komet tampak jauh lebih terang.
Komet Alami Letusan dan Makin Terang
Bersumber dari Live Science, komet vulkanik misterius itu baru saja bangkit kembali. Kenapa bisa begitu, Bo?
Sebab, komet tersebut baru saja melepaskan empat letusan besar dalam waktu kurang dari 48 jam. Wow!
Pada tanggal 2 November, 29P mengalami letusan besar pertamanya selama hampir dua tahun, teman-teman.
Yap, ini adalah letusan besar pertama 29P sejak November 2022, saat komet itu memuntahkan 1 juta ton puing.
Ini juga merupakan letusan terbesar sejak September 2021, saat komet itu meletuskan puncaknya lima kali.
Tak hanya itu, letusan itu segera diikuti oleh tiga letusan besar lainnya yang terjadi kurang dari 48 jam, nih.
Keempat letusan itu mengeluarkan awan puing yang memantulkan cahaya hampir 300 kali lebih terang dari intinya.
Para ahli memperkirakan, saat koma mengembang, bentuknya bisa jadi tak biasa karena banyaknya letusan.
Baca Juga: Tidak Hanya Planet, Ternyata Komet 67P Juga Punya 'Bulan', Apa Sebutannya?
Mengapa Komet Kriovulkanik Meletus?
Bersumber dari Live Science, kebanyakan komet kriovulkanik mengorbit Matahari pada orbit yang sangat elips.
Orbit ini membawanya ke daerah terluar tata surya selama beberapa dekade, abad, atau bahkan ribuan tahun, lo.
Hanya ketika mereka melaju ke tata surya bagian dalam, mereka mulai meledak sebelum terlempar lagi ke luar.
Namun, komet 29P ini mengorbit sekali setiap 15 tahun dan memiliki orbit melingkar dengan jarak yang sama.
Ini artinya, jumlah radiasi Matahari yang diserap oleh komet 29P sebagian besar tetap atau konstan, teman-teman.
Akibatnya, komet itu akan meletus secara teratur dan merata. Namun, pengamatan terakhir tak menunjukkan hal ini.
Para astronom menyebutkan bahwa pasti ada suatu hal misterius yang membuat waktu meletusya tak diketahui.
Karena 29P ini tak pernah mendekati Matahari, ia juga tidak pernah menumbuhkan ekor seperti komet lainnya.
Yap, komet 29P tidak punya ekor karena sebagian intinya tak mungkin meleleh menjadi gas dan debu karena Matahari.
Nah, itulah penjelasan tentang komet yang jadi lebih terang setelah alami letusan. Semoga bisa bermanfaat, ya!
Baca Juga: Ada Komet Terang yang Berpotensi Muncul Akhir Oktober 2024, Apa Namanya?
----
Kuis! |
Kapan komet 29P alami letusan besar tahun ini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
4 Perbedaan Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR