Pagi hampir merekah. Bintang-bintang di langit hendak berangkat tidur di balik awan. Tiba tiba, sebuah bintang kecil tergelincir dari awan dan jatuh melayang-layang ke bumi. Bintang kecil itu bernama Binar. Biintang yang malang itu akhirnya tercebur ke sungai.
Saudara-saudara Binar berusaha menolongnya. Mereka bersinar sekuat tenaga agar bisa menerangi Binar untuk kembali ke langit. Sayangnya, mereka sudah sangat lelah dan mengantuk. Sinar yang keluar dari tubuh mereka akhirnya semakin redup.
Tak lama kemudian, mereka terlelap di balik awan. Binar si bintang kecil yang malang tergolek lemah di dasar sungai. Tak ada lagi cahaya yang terpancar dari tubuhnya.
“Oh, kenapa aku tidak hati-hati. Sekarang, bagaimana caraku kembali ke langit?” sesalnya.
Serombongan ikan air tawar berenang di dekat Binar. Mereka kasihan melihat bintang yang malang itu.
“Ayo, kita dorong bintang kecil ini ke atas permukaan air,” perintah Warta, salah seekor ikan air tawar. “Ayo, teman teman! Mendekatlah dan buatlah lingkaran! Satu, dua, tiga…!”
Ikan-ikan air tawar itu mendorong tubuh Binar ke atas permukaan air. Lalu dengan sisa-sisa kekuatan, mereka mendorong Binar ke tepi sungai. Saat itu, hari masih siang. Belum waktunya bagi sebuah bintang untuk berpendar di langit. Binar termangu mangu sendirian di pinggir sungai.
Sekelompok burung jalak tampak melintas di dekat Binar. Mereka juga iba melihat Binar si bintang kecil. Mereka ingin menolong Binar. Untunglah, seekor burung jalak menemukan secarik kain tua di tepi sungai.
“Ayo, kamu akan kami letakkan di kain tua ini. Lalu, kami akan membawamu terbang beramai ramai,” kata salah seekor burung jalak itu.
Wah, sungguh sebuah ide yang cerdik. Burung burung itu kemudian menerbangkan dan meletakkan Binar di pucuk pohon yang tinggi.
“Terimakasih, ya!” seru Binar sambil melambai gembira.
Saat itu, malam belum menjelang. Bintang bintang masih belum tampak di langit. Binar sibuk berpikir, bagaimana caranya kembali ke langit tepat waktu. Ia ingin bisa menyinari bumi malam nanti bersama bintang-bintang lain.
Saat sedang kebingungan, Binar melihat seorang anak laki-laki melintas di bawah pohon. Anak laki-laki itu bernama Damar. Ia membawa sepucuk senapan mainan dari bambu. Ketika Damar menengadah di atas pohon, Binar sedang menatapnya penuh harap.
“Tolong, bantulah aku kembali ke langit!” pinta Binar.
“Tunggulah. Aku akan naik ke sana. Aku bisa memasukkan kamu ke dalam senapan bambuku. Lalu, kamu akan kutembak ke langit!” sahut Damar sambil memanjat pohon.
Setibanya di atas pohon, Damar segera memasukkan Binar ke dalam laras senapan bambunya. Ah, sayangnya, tubuh Binar ternyata terlalu besar. Ia tidak bisa masuk ke dalam laras senapan bambu.
“Maafkan aku, Binar,” ujar Damar kecewa. Karena kesal, Damar memasukkan buah kecil ke dalam laras senapan mainannya. Ia lalu menembakkannya ke arah langit. Lalu, Damar pulang ke rumahnya.
Malam hampir tiba. Beberapa bintang mulai bermunculan di langit. Mereka menunggu Raja Bintang yang belum datang. Sambil menunggu, mereka berpencar berusaha mencari Binar ke segala arah. Mereka memanggil-manggil Binar, “Binaaaar… Cepatlah kembali ke sini! Malam telah tiba! Kita harus bersinar menerangi Bumi…”
Binar mendengar teriakan mereka. “Ooh, bagaimana cara aku kembali ke sana?” pikir Binar sedih.
Saat sedang bingung, Binar melihat seutas benang perak yang bergerak-gerak di depannya. Benang itu tergantung di langit. Binar sangat terkejut dan gembira. Ia cepat-cepat menyambar benang itu, lalu memanjat dengan cepat menuju langit.
“Oh, Binar! Syukurlah kau bisa kembali ke sini!” seru saudara-saudaranya gembira.
Saat itu, Raja Bintang muncul di langit. “Ayo, mari kita bersinar bersama-sama,” seru Raja Bintang. Mereka pun bersinar dengan cemerlang bersama-sama, di langit yang malam.
Saat para bintang bersinar, tampak seekor laba-laba kecil meluncur turun dari seutas benang perak. Ujung benang itu tersangkut di segumpal awan. Ujung satunya lagi menjuntai sampai ke bumi. Rupanya, tadinya, laba-laba kecil itu tinggal di dalam laras senapan bambu milik Damar. Ketika Damar menembak ke langit, laba-laba kecil terpental ke langit bersama benangnya. Benang perak itulah yang tadi dipanjat Binar untuk kembali ke langit.
MILKU Milk Farm Hadir di KidZania Jakarta, Ajak Anak-Anak Menjadi Peternak Sapi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR