"Hmm, tapi... aku sangat kenal Srigala. Dia sahabat baikku. Dia tidak sejahat yang kamu bayangkan. Aku akan bertanya padanya, kenapa dia mengejarmu," kata Bangau, lalu terbang menemui Srigala.
"Aku sedang asyik menikmati sinar matahari ketika mendengar teriakan La Mote tadi..." Bangau memulai ceritanya. "Dia bilang, dia tidak sengaja menggigit telingamu. Tapi kamu malah marah dan ingin membunuhnya," sambung Bangau.
Srigala terbelalak kaget, "Ya ampuuun, dia salah sangka. Lihatlah! Telingaku tidak luka. Ini berdarah karena bekas gigitan lintah yang sudah lepas. Itu juga karena La Mote yang melepaskannya. Aku mengejar dia karena kukira La Mote mengajakku bercanda. Sebagai ucapan terima kasih, aku ingin menemaninya bermain..." cerita Srigala.
Bangau mengangguk gembira karena kini ia tahu persoalannya. Ia segera kembali ke rumahnya, dan menjelaskan kesalahpahaman itu pada La Mote. Anak kera itu merasa sangat bersalah karena telah salah sangka.
La Mote bersama Bangau lalu menemui Srigala. Dengan malu-malu La Mote menyodorkan tangannya untuk minta maaf. Srigala memeluknya dengan gembira. Mereka bertiga tertawa geli, lalu bermain bersama. Kesalahpahaman mereka bisa diselesaikan berkat Bangau, si sahabat yang bijak.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR