Pada abad ke-7, agama Buddha menjadi agama resmi Kerajaan Sriwijaya (Sumatera Selatan) dan Kerajaan Syailendra (Jawa Tengah). Sebagai agama terbesar, agama Buddha meninggalkan jejak sejarah yang sampai sekarang masih bisa kita saksikan. Apa saja peninggalan sejarah bercorak Buddha?
Candi
Candi adalah bangunan suci, tempat pemujaan para dewa. Dalam agama Buddha, candi dijadikan tempat ritual untuk berdoa kepada Sang Buddha.
Di antara banyak candi, yang termasuk candi Buddha, di antaranya Candi Sewu, Plaosan, Mendut, Sari, Pawon, dan Borobudur (semua di Jawa Tengah); Candi Jago dan Tikus(Jawa Timur); dan Candi Muara Takus (Sumatera Selatan), dan lainnya.
Apa bedanya candi Buddha dengan candi yang lain, misalnya Candi Prambanan? Pada candi Buddha, umumnya ditemukan stupa dan patung Sang Buddha. Stupa adalah bangunan dari batu untuk menyimpan arca Buddha.
Ciri lainnya, bangunan candi Buddha terdiri atas 3 tingkatan. Bangunan bagian dasar disebut kamadatu, bagian tengah disebut rupadatu, dan bagian atas disebut arupadatu.
Kamadatu melambangkan hidup yang penuh dosa. Rupadatu melambangkan hidup yang sudah bisa menghindari nafsu, tetapi masih terikat pada duniawi. Arupadatu melambangkan hidup sempurna mencapai nirwana.
Arca Buddha
Seperti kita ketahui, arca merupakan patung yang dibuat untuk keperluan ritual keagamaan. Arca bercorak Buddha yang ditemukan berupa arca Sang Buddha Gautama dan arcadewa-dewi perwujudan Buddha atau boddhisatwa, seperti arca Prajnaparamita.
Arca Buddha tertua ditemukan di Sikendeng, Sulawesi. Arca yang terbuat dari perunggu ini diperkirakan buatan sekolah seni Amarawati, India. Anehnya, di daerah ini tidak ditemukan candi.
Arca Buddha yang ditemukan pada candi, umumnya dalam posisi duduk atau setengah bersila dengan satu kaki dilipat dan tangannya melakukan mudra. Mudra merupakan sikap tangan Buddha yang menunjukkan Sang Buddha itu sedang apa. Seperti sedang memberi anugerah, sedang bersemedi, sedang memberi pelajaran, dan lainnya.
Menurut penelitian, arca Buddha memiliki ciri-ciri, antara lain: hidungnya mancung, cuping telinga lebar dan panjang, bahunya lebar, rambut ikal disanggul ke atas, ekpresi wajahnya damai, matanya sedikit terbuka dengan tatapan ke bawah.
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR