Hans dan Walo sedang melewati hutan. Tiba-tiba mereka mendengar suara samar-samar. "Suara apa itu, ya?" gumam Hans, la mengeluarkan kaca pembesamya...
KUSSUSANI
Lt1
"Hahaha, Walo, coba lihat! Nirmala dan para kurcaci sedang main lompat tali. Kelihatannya asyik sekali ya!" ujar Hans pada
Walo. "Wah, iya! Aku jadi ingin main lompat tali!" ujar Walo.
KUSSUSANI
Lt1
Kedua raksasa itu lalu mencari akar gantung dari pohon-pohon besar. "Ini kita jadikan tali lompat," ujar Hans sambil mengikat ujung akar di salah satu pohon.
KUSSUSANI
Lt1
"Ayo, Hans, kau lompat duluan. Aku yang putar talinya," ujar Walo lagi. Dan... BHUMM BHUMM BHUMM... Hans melompati tali yang diputar Walo. "Asyiik..." seru Hans.
KUSSUSANI
Lt1
Tapi... "Oh, gawat! Gempa bumi!" teriak Oki dan kurcaci lainnya. Tanah di sekitar mereka berdebum dan berguncang keras.
"Ah, bukan gempa. Ada suara orang tertawa," ujar Nirmala.
KUSSUSANI
Lt1
Nirmala segera terbang menyelidiki. "Hihihi! Hans dan Walo main lompat tali?!" Nirmala tertawa geli ketika melihat
kedua raksasa itu. Nirmala segera menghampiri mereka.
KUSSUSANI
Lt1
"Oh, maaf. Kami mengganggu kalian, ya?" Hans merasa bersalah. "Ah, tak apa. Kalian terus saja bermain lompat tali," ujar Nirmala, lalu mengayunkan tongkatnya, "Sim salabim!" Wooh, ia menyulap permadani terbangnya menjadi besar sekali. "Nah, kita bermain di permadani terbang ini. Jadi tidak merasakan gempa burnt," ujar Nirmala. Ah, Nirmala bisa saja. Sekarang semua bias bermain lompat tali dengan gembira. BHUM BHUM BHUM
Cerita: Vanda Parengkuan/Gambar: Iwan Darmawan
KOMENTAR