Pak Seguin adalah seorang peternak kambing. Ia sangat sedih setiap kali memikirkan kambing-kambing peliharannya. Pak Seguin selalu membeli kambing-kambing kecil, lalu memelihara mereka dengan penuh cinta. Namun, di saat kambing-kambing itu sudah mulai besar, mereka lalu lari dari kandang. Biasanya, kambing-kambing itu akan lari ke lembah. Dan akhirnya, mereka menjadi mangsa serigala yang tinggal di lembah itu.
Sekarang, Pak Seguin hanya memiliki seekor kambing kecil bernama Munil. Kambing itu sangat disayanginya. Namun, ketika Munil mulai dewasa, ia tampak mulai tak betah di kandangnya. Pak Seguin mulai khawatir.
Suatu hari, Munil berkata pada Pan Seguin, “Majikanku, tolong dengarkan aku. Lepaskanlah aku sekarang, karena aku bisa mati kalau terus menerus makan di halaman atau di kandangmu ini. Biarkanlah aku makan bebas di lembah yang jauh di sana .”
Pak Seguin berusaha membujuk Munil. “Kenapa kamu mau pergi? Semua kambing yang pergi dari tempat ini, berhasil dimangsa serigala di lembah itu. Termasuk Rinalda, temanmu yang terkahir dimangsa di lembah itu!”
“Saya tidak peduli pada Rinalda,” kata Munil. “Pokoknya aku ingin bebas!”
Dan begitulah. Suatu malam, Munil si kambing remaja itu pergi melarikan diri. Ia pun tiba di lembah. Munil merasa sangat bahagia ketika tiba di lembah itu. Betapa indahnya berkelana di lembah tanpa tali di sekeliling leher. Pikir Munil.
Siang pun berlalu dan senja tiba. Sejenak terpikir oleh Munil untuk kembali ke Pak Seguin, majikannya. Namun ia menjadi malas ketika memikirkan akan ada tali yang mengikat lehernya. “Lebih baik mati daripada hidup bagai tahanan di dalam penjara,” gumamnya.
Hari semakin malam. Tiba tiba, daun-daun di sekitar Munil bergerak. Munil melangkah mundur dengan bergidik takut.
“Ha ha haaaa…” Terdengar tawa serigala yang mengerikan.
Munil baru sadar, dia sudah berada dalam bahaya. Munil pun lari sekuat tenaga berusaha meninggalkan lembah itu. Ia terus berlari dan memikirkan kandang Pak Seguin yang aman. Namun…, tiba-tiba ada yang menyergapnya dari belakang.
Ketika hari sudah semakin gelap, Munil sudah menjadi santapan serigala.
(Folklore Fabel/Dok. Majalah Bobo)
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR