Paman Kikuk punya kaos biru baru. "Hmm, akan kusetrika, lalu kupakai ke rumah Ndari!" gumamnya sambil menyetrika. "Nah, sekarang sudah licin!" Paman Kikuk siap memakainya.
KUSSUSANI
Panas
"Paman, diangin-anginkan dulu!" ujar Husin. "Ah, biar saja!" Paman Kikuk langsung memakainya. Namun tak lama kemudian keringatnya bercucuran. "Fuh fuh... panas!" keluhnya.
KUSSUSANI
Panas
Mereka lalu pergi ke rumah Bi Ndari. "Hmm, haruum..."gumam Paman Kikuk. Rupanya Bi Ndari membuat kue klepon. Kue bulat berisi gula merah. Di luarnya ditaburi parutan kepala.
KUSSUSANI
Panas
"Wuaah, aku minta satu ya, Ndar!" Paman Kikuk mengambil sebuah kue. "Eh, masih panas. Jangan dimakan dulu!" larang Bi Ndari. "Sudah dingin, kok!" Paman Kikuk keras kepala.
KUSSUSANI
Panas
"Hap!" Klepon itu langsung masuk ke mulutnya.
KUSSUSANI
Panas
Baru beberapa kunyahan, tiba-tiba matanya mendelik!
KUSSUSANI
Panas
Huah huah manyass... huah huah manyass..."
KUSSUSANI
Panas
"Kan sudah kubilang, panas. Luarnya memang sudah dingin. Tapi gula merah di dalamnya masih panas!" marah Bi Ndari. Husin segera mengambil air minum untuk Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Panas
"Ukh, jangan-jangan air minum ini panas juga!" pikir Paman Kikuk hati-hati. "Fuuuh fuuuh..." tiup Paman Kikuk. "Hahaha... itu kan air es, Paman. Kenapa ditiup? Hahaha..." tawa Husin geli. (Cerita: Vanda Parengkuan/Dok. Bobo; Ilustrasi: Rudi/Dok. Bobo)
KOMENTAR