Sebuah tempat yang tidak asing di kota Kyoto, Fushimi Inari Taisha yang penuh dengan puluhan ribu deretan gapura torii. Kuil ini dipercaya membawa berkah untuk hasil panen palawija, kesuksesan dalam perdagangan, dan keselamatan bertransportasi.
Kyoto
Fushimi Inari Taisha terletak di Kyoto. Kyoto merupakan bekas ibukota Jepang sebelum pusat pemerintahan di pindah ke Tokyo. Di Kyoto terdapat banyak situs bersejarah tentang perkembangan pemerintahan Jepang dan merupakan pusat dari budaya di seluruh Jepang.
Di sini, kita bisa menikmati Jepang dengan keanekaragaman budaya dan adat yang masih kental. Kyoto memberikan nuansa yang tenang, tradisional, bahkan masih banyak remaja dengan Yukata berkeliling.
Sejarah
Fushimi di bangun pada tahun 711 oleh Klan Hata, atas perintah kaisar yang ingin membangun sebuah kuil di Gunung Inari untuk tiga Kami ( Tuhan / Dewa dalam bahasa Jepang ) yaitu Oomiyame no mikoto, Ukanomitama no mikoto, dan Sarutahito no mikoto.
Namun, dalam catatan Yamashiro No Kuni Fudoki yang merupakan catatan sejarah Provinsi Yamashiro mengatakan bahwa dahulu nenek moyang dari Klan Hata yang merupakan keluarga kaya raya melakukan hal yang buruk dengan menyia-nyiakan makanan.
Saat itu Mochi dijadikannya sebagai sasaran dalam berlatih memanah, dan dikisahkan mochi tersebut berubah menjadi burung dan pergi ke atas gunung. Lalu, di tempat burung tersebut hinggap tanamannya menjadi tumbuh subur. Kemudian, tempat tersebut di bangun sebuah kuil. Kuil itulah Fushimi Inari Taisha sekarang.
Rubah
Ada banyak patung rubah di sekitar Fushimi Inari. Nama lain dari Inari adalah Miketsu no Kami yang dalam bahasa Jepang kuno ketsu berarti rubah dan miketsu berarti tiga rubah. Di sebagian besar kuil kuil inari di Jepang pasti terdapat patung rubah yang membawa permata di mulut nya. Dalam kepercayaan orang Jepang, rubah dipercaya sebagai pembawa pesan.
Dewa Padi
Inari adalah salah satu Dewa di Jepang. Kata Inari sendiri berasal dari kata Ine yang berarti tanaman padi. Jadi bisa dibilang kalau Kuil Inari itu adalah Kuil yang memuliakan Dewa Padi. Selain Dewa Padi, Inari juga dipercaya sebagai Dewa Palawija, dan Dewa Makanan.
Di Jepang sendiri sebenarnya Kuil Inari berjumlah ribuan, tetapi terdapat tiga kuil yang terbesar, yaitu Fushimi Inari di Kyoto, Yuutoku Inari di Kashima (Saga ken), dan Toyokawa Inari di Toyokawa (Aichi Ken). Kuil ini adalah kuil utama dari sekitar 4.000 kuil Inari yang tersebar di seluruh Jepang.
Pembangunan Torii
Sebuah perang, yaitu perang Oonin mengakibatkan terbakarnya area kuil pada tahun 1499. Namun, tak lama kemudian, kuil utama dari Fushimi Inari kembali dibangun. Pada tahun 1700-an para pengikut dari Kuil Inari memiliki tradisi membuat Torii (gerbang kuil sebagai pembatas antara kawasan tempat tinggal manusia dengan kawasan suci).
Berhubung pengikut Kuil Inari saat itu sangat banyak sehingga dibangunlah 1000 Torii yang berderet di jalur menuju puncak Gunung Inari. Semua Torii merupakan sumbangan dari pengikut kuil. Torii berbentuk dua batang palang sejajar yang disangga dua batang tiang vertikal. Bangunan ini umumnya dicat dengan warna orange menyala. Saat ini sudah ada sekitar 10.000 torii yang berderet-deret yang merupakan hasil sumbangan para penganut Inari.
Sumber: matcha-jp.com, aristo.id, Foto-foto: Putri Puspita
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR