Si Kecil Becky adalah pelayan seorang putri bangsawan di sebuah puri indah. Ia dan putri itu punya tanggal ulang tahun yang sama. Namun, nasib mereka amat berbeda.
Putri itu bernama Crystabelle. Kecantikannya berkilau seperti kristal, sesuai benar dengan namanya. Cryst dari kata kristal dan belle artinya cantik. Setiap hari Becky melihat betapa Crystabelle dikelilingi kemewahan dan hujan hadiah dari ayah dan ibunya. Diam-diam Becky iri sekali pada semua keberuntungan Crystabelle.
“Crystabelle…. Bahkan namanya saja sangat indah,” bisik Becky sambil meraba bros bermata rubi yang amat cantik. Bros itu hadiah mama Crystabelle untuk ulang tahunnya yang keduabelas kemarin.
“Sementara aku… kemarin aku cuma diberi hadiah sepotong cokelat!” keluh Becky lagi. Ia sedang sibuk membereskan perhiasan-perhiasan Crystablle, memasukkan semuanya ke dalam kotak perhiasan.
Kotak perhiasan itu sulit ditutup karena sudah amat penuh. Becky harus bersusah payah mengaturnya agar semua perhiasan indah itu bisa masuk. Akhirnya semua berhasil masuk, tetapi tetap kotak itu tidak bisa menutup dengan benar.
Dengan gemas, Becky menarik seuntai gelang. Gelang itu tersangkut pada engsel kotak, menyebabkan kotak itu tidak bisa menutup.
Mata Becky membesar melihat gelang itu. Seingatnya Crystabelle tidak pernah memakai gelang itu. Gelang itu terlihat sederhana. Hanya gelang emas putih biasa dengan ukiran membentuk lumba-lumba. Namun, di mata Becky yang tidak pernah punya perhiasan, gelang itu indah sekali.
Becky menelan ludah. Ia memandang ke sekelilingnya. Kamar itu kosong.
“Crystabelle tidak pernah memakai gelang ini. Gelang ini amat sederhana. Kotak perhiasannya begitu besar dan penuh. Kehilangan satu gelang kecil saja, pasti bukan apa-apa baginya,” gumam Becky pelan. Tanpa berpikir lagi, tangannya menyimpan gelang itu di dalam saku celemeknya.
Ternyata, Crystabelle melihatnya! Ia melihat sesuatu yang berkilau masuk ke dalam celemek Becky. Setelah Becky meninggalkan kamarnya, Crystabelle memeriksa kotak perhiasannya. Ia memang sudah jarang memakai gelang lumba-lumbanya. Namun, Crystabelle selalu mengingat apa yang pernah dihadiahkan orang kepadanya. Dengan cepat ia sadar, ia kehilangan gelang lumba-lumba.
Crystabelle diam berpikir dan menyadari satu hal. Ia tidak pernah melihat Becky pakai perhiasan. Wajahnya selalu muram dan bekerja keras. Crystabelle tahu ayah dan ibu Becky sudah meninggal. Becky juga tidak sekolah seperti dirinya. Seumur hidup bisa jadi Becky akan terus menjadi pelayan.
“Biar saja dia memiliki gelang itu. Semoga gelang itu membawa kebahagiaan kepadanya,” putus Crystabelle. Ia tidak akan mempermasalahkan perkara gelang itu.
Celakanya, Becky lalu ketagihan. Ia memakai gelang lumba-lumba itu ke pertemuan desa. Semua orang memuji gelang itu. Semua memandang kagum. Becky merasa dirinya seratus kali lebih cantik. Ia jadi ingin memiliki benda-benda cantik lainnya.
Saat ia menemukan jepit rambut bermata emerald milik Crystabelle tercecer di bawah tempat tidur, Becky mengantunginya. Sekali lagi penduduk desa terkagum-kagum memandangnya. Begitu terus.
Kadang Crystabelle memergokinya, tetapi dia tidak bilang apa-apa. Crystabelle pikir ia sedang berbuat baik. Hanya jepit rambut kecil. Hanya lonceng kecil. Hanya kerah renda kecil. Begitu terus yang dipikirkan Crystabelle.
Hari-hari berlalu. Crystabelle dan Becky kini sudah menjadi gadis dewasa. Crystabelle telah menikah dan pindah mengikuti suaminya bertugas di India. Saat mereka berlibur ke rumah orang tua Crystabelle, suatu berita mengejutkan menunggunya. Becky dipenjara seumur hidup karena ketahuan mencuri.
“Tapi… tapi Becky hanya mencuri barang-barang kecil, kan? Kenapa Mama dan Papa sekeras itu?” tanya Crystabelle keheranan.
“Barang-barang kecil? Ia mencuri telur emas Ratu!” jawab Papa keras. Crystabelle ternganga.
“Menurut pengakuan Becky, ia telah mencuri sejak kecil. Awalnya hanya barang-barang kecil, tapi lalu barang-barang yang dicurinya semakin besar. Kasihan sebetulnya. Tak ada yang memberitahu bahwa mencuri itu perbuatan buruk,” ungkap mama Crystabelle. “Sekarang, ia mencuri milik Ratu saat beliau berkunjung ke sini, Ratu marah sekali. Papa dan Mama malu sekali.”
Crystabelle tertunduk. Ia merasa itu sebagian karena kesalahannya. Ia membiarkan Becky tumbuh menjadi pribadi yang buruk.
Crystabelle menghadap Ratu dan memohonkan ampun untuk Becky. Diceritakannya betapa Becky kecil harus bekerja keras sementara melihat dirinya bergelimang kemewahan. Diceritakan pula betapa ia telah ambil bagian dalam pencurian Becky.
Akhirnya Ratu luluh. Hukuman untuk Becky diperingan. Saat Becky keluar dari penjara, Lady Crystabelle bersedia menampungnya di purinya. Saat itu, Becky telah benar-benar insyaf. Ia amat mensyukuri keadaannya. Kebebasan dan ketentraman hati jauh lebih indah daripada perhiasan-perhiasan cantik yang pernah dicurinya.
(Cerita: Pradikha Bestari / Dok. Majalah Bobo)
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR