Di saat itu, istri Kroko tiba-tiba menangkap Saruru dan tertawa girang, “Monyet kecil…, obat penyakitku adalah jantungmu!”
Saruru monyet sangat terkejut. Namun ia segera mencari akal.
“Wah, Kroko! Harusnya, sebelum menyeberang ke sini tadi, kamu memberi tahu aku kalau istrimu membutuhkan jantungku. Jantungku itu sangat mahal harganya. Aku tidak pernah membawanya kalau aku pergi. Jantungku aku simpan dengan aman di atas pohon,” kata Saruru tenang dan berusaha tidak tampak takut.
“Kalau istrimu membutuhkan jantungku, kau harus mengantar aku ke seberang rawa lagi. Akan aku ambilkan jantungku di atas pohon pisang,” bujuk Saruru lagi.
Kroko buaya dan istrinya setuju dengan usul Saruru. Maka, Kroko segera mengantar Saruru lagi ke seberang rawa.
Setiba di seberang, Saruru segera memanjat pohon pisang. Ia lalu melompat ke pohon-pohon lain tanpa menginjak tanah. Sementara Kroko tetap menunggu Saruru kembali di tepi rawa.
(Dok. Majalah Bobo / Fabel)
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR