Singa adalah penguasa hutan. Ia sangat dihormati oleh penghuni hutan. Pada suatu hari, Singa mengajak Keledai untuk menemaninya berburu. Singa punya rencana rahasia. Ia sengaja memilih Keledai karena Keledai memiliki suara ringkikan keras dan sangat memekik telinga.
Sementara itu, Keledai betul-betul bangga karena dipilih oleh Singa. Ia menjadi sombong dan menceritakan hal itu pada semua penghuni hutan.
“Aku sudah diangkat Singa menjadi wakilnya. Lihat, hari ini aku akan pergi berburu dengannya. Singa juga sudah memakaikan aku pakaian dari daun untuk menyamar,” sombong Keledai. Singa memang sudah memakaikan Keledai pakaian dari daun.
Singa dan Keledai lalu pergi berburu. Singa menyuruh keledai berdiri di tengah padang rumput.
“Berdiri di situ dan jangan bergerak. Kalau kau sudah tidak tahan, barulah boleh berteriak,” perintah Singa.
Maka Keledai pun berdiri diam di tengah padang rumput dengan pakaian penyamarannya. Namun, beberapa saat kemudian, Keledai tak tahan lagi. Rupanya, daun-daun yang dililit di tubuhnya itu adalah daun gatal. Maka, Keledai pun mulai meringkik sekuat-kuatnya. Suaranya betul-betul memekik telinga dan membuat pecah keheningan di padang rumput itu.
Rusa-rusa yang sedang sembunyi di antara tumbuhan di sekitar situ, menjadi sangat ketakutan. Mereka berlarian kocar-kacir tak tentu arah. Di saat itu, ternyata Singa sudah menunggu mangsa-mangsanya. Dengan mudah, Singa menangkap salah satu rusa yang berlarian kebingungan.
Hari itu, Singa sangat puas dengan hasil berburunya. Rencananya berburu dengan menggunakan suara Keledai, benar-benar berhasil.
Selesai berburu, Singa melangkah pergi hendak kembali ke guanya. Namun, Keledai tiba-tiba meringkik keras lagi.
“Aku sudah berhasil membantumu berburu. Kau harus mengangkat aku menjadi wakilmu. Supaya hewan-hewan hutan pun takut padaku!” kata Keledai.
Singa tak peduli dan terus melangkah. Keledai kesal dan mulai merengek sambil meringkik.
“Kau harus mengangkat aku jadi wakilmu! Aku sudah membantumu! Kau harus… Kau harus…” rengek Keledai lagi. Kali ini sambil berguling-guling di tanah.
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR