Sore itu, Paman Kikuk , Husin , dan Asta berjalan-jalan. Anehnya, sejak keluar rumah Paman Kikuk berjalan mundur. “Paman, kok, jalan mundur begitu, sih? Ntar nabrak orang, lo,” tegur Husin.
KUSSUSANI
Maunya Beda
“Ah, Sin. Jadi orang, tuh, jangan ikut-ikutan. Mesti punya jati diri. Seperti aku, contohnya. Orang jalan ke depan, aku jalannya mundur,” kilah Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Maunya Beda
Tak lama kemudian... THOK! Kaki Paman Kikuk terjegal kaki kursi taman. Paman Kikuk terhuyung ke belakang, menabrak sepeda yang diparkir, lalu jatuh telentang.
KUSSUSANI
Maunya Beda
Husin buru-buru membantu pamannya bangun dan mendirikan sepeda-sepeda yang roboh. “Tuh, kaan... Paman ini ada-ada saja, deh,” omel Husin.
KUSSUSANI
Maunya Beda
Setelah cukup lama berjalan-jalan... “Aduh, Sin, capek aku. Kita berhenti makan bubur itu, yuk,” ajak Paman Kikuk. Mereka pun duduk di bawah pohon sambil menikmati bubur hangat.
KUSSUSANI
Maunya Beda
“Pak, minta sedotan, dong,” kata Paman Kikuk pada tukang bubur. “Paman mau makan bubur pakai sedotan?” gurau Husin. “Yup, kamu benar sekali. Makan dengan sendok itu sudah biasa,” tukas Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Maunya Beda
Paman Kikuk mencoba menikmati bubur dengan sedotan. Tak lama kemudian, dia tampak kerepotan. Mm, tampaknya ada yang menyumbat sedotannya. Paman Kikuk menyedot bubur sekuat tenaga.
KUSSUSANI
Maunya Beda
Akhirnya, bubur berhasil disedot. Namun, karena terlalu kuat menyedot, Paman Kikuk tersedak. Tubuhnya terlontar ke belakang dan jatuh dari kursinya. “Pamaaan....,” keluh Husin menahan jengkel. (Cerita :Joko;Ilustrasi: Sabariman R)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Contoh Kalimat Perintah: Ajakan, Harapan, dan Larangan, Materi Kelas 5 SD
KOMENTAR