“Obit pasti sudah tidur karena kita kelamaan mencarinya! Nanti kutengok sebentar, deh!” kata Mama.
Tapi Obit belum tidur. Ia masih saja menangis di tempat tidur. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, Maya, kakaknya masuk.
“Kain lapku, uhuuu…” tangis Obit.
“Ssst,” kata Maya, “Papa dan Mama nggak boleh dengar kalau aku keluar kamarku.
“Kain lapku, uhuuu…” tangis Obit lagi. Maya berpikir. “Bagaimana kalau kita buat kain lap yang baru?” tanya Maya.
Obit memandangnya dengan heran. “Tunggu,” kata Maya, “aku ambil gunting dari kotak jahit Mama!” Tak lama kemudian, Maya duduk di tempat tidur Obit sambil memegang gunting.
“Lihat,” kata Maya, sambil menggunting dasternya, “Kain lap yang baru!”
“Tidaaak!” jawab Obit marah. “Aku mau kain lapku!”
Mata Obit terbelalak.
“Besar lagi,” kata Maya, “habis kau menangis, sih!” Tiba-tiba mereka mendengar langkah kaki. Obit dan Maya terkejut. Pintu terbuka dan Mama masuk.
“Apa-apaan ini?” tanya Mama dengan marah. “Kain lap untuk Obit, Ma… Aku membuat yang baru,” sahut Maya.
Mama melihat apa yang telah dilakukan Maya. “Ya, ampun… kau gunting dastermu?”
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | YANTI |
KOMENTAR