Obit dan Maya duduk berdampingan di bangku. Mereka mendengarkan Mama membacakan dongeng dari buku dongeng. Di samping Obit dan Maya meringkuk Mosi-Mosi, kucing mereka. Kepala Mosi-Mosi menyender pada Obit dan Maya. Ia tidur nyenyak.
Obit mengisap jempolnya sambil memegang sepotong kain lap yang empuk yang dielus-elus di hidungnya.
“…Dan mereka pun hidup sampai tua dengan bahagia… Nah, tamat, anak-anak!” kata Mama sambil menutup buku dongeng.
Obit dan Maya menghela napas. Dongeng yang Mama bacakan amat bagus.
“Sekarang kalian harus tidur!” kata Papa.
Berempat mereka berjalan ke kamar tidur. Obit dan Maya naik ke tempat tidur di kamar masing-masing. Papa dan Mama mencium Obit dan Maya bergantian, mematikan lampu dan keluar.
“Selamat tidur, anak-anak manis!”
“Mamaaa, kain lapku!” teriak Obit. Mama kembali ke kamar Obit. Sambil menyalakan lampu ia bertanya, “Di mana kau letakkan kain lapmu itu?”
“Enggak tahu! Tadi waktu dengar Mama baca dongeng, kain lap itu masih ada di tanganku!” Mama mulai mencari di tempat tidur Obit, tapi ia tak menemukannya.
“Heran? Mama nggak ngerti! Barangkali ketinggalan di bangku, ya?” Tapi di bangku juga tidak ada. “Sudahlah! Obit tidur saja! Nanti kalau ketemu, Mama bawa ke sini, deh!”
“Begini saja,” kata Papa yang datang karena Obit teriak-teriak, “kau tidur! Papa dan Mama akan mencarinya!”
Papa dan Mama mencari kain lap itu di bangku, di meja, di kursi makan, di seluruh ruang tengah, tapi mereka tak menemukannya.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | YANTI |
KOMENTAR