Kerak telor merupakan salah satu makanan daerah khas masyarakat Betawi. Di Jakarta, ada cukup banyak penjual kerak telor. Bahan utama panganan ini adalah beras ketan putih, udang kering asin, dan telur ayam/bebek.
Sejarah kerak telor
Kerak telor (kerak telur) adalah salah satu makanan yang dibuat dari hasil coba-coba, tapi kemudian menjadi laris di kalangan masyarakat. Makanan yang satu ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu, sekelompok orang Betawi mencoba membuat jenis makanan baru karena melihat adanya bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan, terutama pohon kelapa yang kebetulan tumbuh cukup banyak.
Kemudian setelah berhasil membuat kerak telor, mereka mencoba menjajakannya di tempat umum. Kelamaan, kerak telor semakin laris dan disukai, serta menjadi makanan yang seringkali dihidangkan pada pesta-pesta besar.
Bahan pembuatan kerak telor
Bahan utama kerak telor selain telur ayam/bebek adalah ketan putih, ebi atau udang kering asin, kencur, jahe, merica, bawang goreng, cabai, serta kelapa sangrai. Cara membuatnya juga cukup sederhana. Seluruh bahan dicampurkan bersama ketan di atas wajan, kemudian ditutup sampai benar-benar matang.
Di mana beli kerak telor?
Kerak telor biasanya dijajakan di daerah objek-objek wisata di Jakarta seperti Kota Tua Jakarta dan Monumen Nasional (Monas). Tak ketinggalan, biasanya kerak telor juga dijual ketika ada kegiatan rutin tahunan kota Jakarta seperti Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair, serta kegiatan lainnya. Harga kerak telor juga berbeda-beda tergantung penjual, jenis telur yang dipilih (ayam atau bebek), serta lokasi penjualannya. Rata-rata mulai Rp 15.000,- tapi ada juga yang mencapai puluhan ribu Rupiah.
Kini, kerak telor merupakan menu wajib wisatawan yang berkunjung ke Jakarta –termasuk wisatawan asing.
Apa saja makanan yang khas dari daerah teman-teman?
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR