“Huaaaa,” teriak Alin yang baru belajar berjalan. “Cupcupcup. Ada apa, Dik?” sambut Narina menenangkan adiknya.
Alin segera memeluk kakaknya sambil menunjuk pada bayangannya sendiri. “Tenang saja. Itu bayanganmu. Kita main bayangan, yuk!” ajak Narina.
Dengan tangannya, Narina membentuk bayangan ular. Alin malah tambah takut melihatnya.
Tak lama kemudian terlihat burung kakaktua mematuk ular itu. “Kakakakaa,” teriak Kaka. Sebenarnya itu Kaka yang hinggap di tangan Narina. Hihihi…. Alin tertawa melihatnya.
“Bayangan itu tidak akan menyakitimu, kok, Dik. Iya, kan, Bona?” ujar Narina. “Bayangan bisa menjadi teman bermain, lo,” sahut Bona sambil membentuk belalainya menjadi boneka kesayangan Alin.
“Nah, sekarang waktunya makan buah,” seru Bona sambil membentuk buah-buahan dengan belalainya. Ssst… Di sebelah bayangan buah, ada bayangan gajah.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Ana, Ilustrasi: Mono
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR