Delapan tahun kemudian, ketika Pastor Euhenius dan Pastor Camillus yang ditugaskan mengurus gereja Sejiram datang, gereja Sejiram sudah tidak ada lagi. Namun, anak-anak yang dulu dibaptis oleh Pastor Looymans masih ada dan sudah dewasa. Mereka dengan mudah dikumpulkan untuk diajak kembali beribadah dan memperdalam agama.
Di luar dugaan, ternyata umat Katolik di Sejiram sangat bersemangat. Dengan cara gotong royong, mereka mendirikan kembali gedung gereja, rumah buat pastor, sekolah, juga asrama untuk anak-anak sekolah. Uniknya, semua bangunan dibuat dari kayu, lo. Soalnya di sana memang masih banyak pohon besar dan bagus untuk dibuat bangunan.
Bentuknya masih asli
Gereja Fidelis Sejiram kini sudah berusia seabad lebih dan sudah beberapa kali direnovasi. Namun, renovasi tidak pernah mengubah bentuk semula. Atapnya masih dari bilah kayu atau sirap, di atas menara ada patung ayam jantan bertengger di atas salib.
Sejak September 2004, pemerintah telah menetapkan Gereja Katolik Santo Fidelis Sejiram sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi.
Meski usianya sudah ratusan tahun, gereja tua Sejiram masih tetap kokoh berdiri. Lonceng gereja masih berdentang nyaring. Kleneng… kleneng…kleneng.
Sumber bacaan: Sejarah Keuskupan Sintang (keuskupansintang.com). Foto-foto: Ricky Martin
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR