“Anak-anak, besok liburan akan dimulai. Malam ini kalian tidak perlu belajar. Kalian boleh bermain di lapangan,” kata Bu Ranti. “Horeeee!” anak-anak Panti Asuhan Ceria menyambut berita itu dengan senang.
“Ayo Bona, kita main bola,” ajak anak-anak laki-laki. Mereka berlari ke lapangan. Namun kegembiraan mereka tiba-tiba hilang karena turunnya hujan yang lebat. Semua anak kembali ke rumah.
Mereka bertambah sedih ketika listrik mati. “Ayo nyalakan lampu darurat, senter dan lilin,” perintah Bu Ranti. “Ups, kau menginjak kakiku,” jerit Didi. Lilin yang dipegangnya jatuh, membakar buku-buku bacaan.
Siuut… Dengan cekatan Bona memadamkan api yang membakar buku-buku itu. “Huh, gelap sekali. Aku takut,” terdengar suara seorang anak kecil.
“Tenang saja. Ola, tolong kumpulkan cermin-cermin yang ada di kamar. Kita akan membuat ruang ini terang,” usul Bona.
“Cermin-cermin ini akan memantulkan cahaya terang,” kata Ola sambil menata cermin-cermin itu di belalai Bona. “Horeee!” teriak anak-anak senang.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Ana, Ilustrasi: Mono
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR