Dahulu kala, ada seorang pencuri barang antik yang mencuri lonceng dari halaman istana. Lonceng itu sudah tua dan tidak diperhatikan lagi di sudut halaman istana. Tumbuhan sulur menutupi sebagian besi-besi penyangga lonceng itu.
Si pencuri mengambilnya, dan bermaksud menjualnya pada seorang kolektor benda antik. Si pencuri membawa lonceng beserta besi penyangganya dengan gerobak. Bagian atasnya ditutupi dengan jerami. Gerobak itu lalu didorong ke dalam hutan.
Di saat si pencuri sedang menutupi gerobak itu dengan semak-semak, tiba-tiba terdengar suara geraman.
“GRRR…”
Ternyata, seekor serigala muncul di situ. Ia memamerkan gigi-giginya yang runcing dan siap menerkam. Pencuri itu sangat terkejut. Ia lari ketakutan meninggalkan lonceng besar itu di antara semak-semak.
Kebetulan, ada beberapa ekor monyet yang melihat lonceng itu. Monyet-monyet ini menarik semak-semak yang menutupi lonceng dan bingung melihat benda itu. Mereka memegang semua bagian lonceng itu.
Salah seekor monyet, mencoba memutar engkol besi yang terletak di samping besi penyangga lonceng. Engkol itu berguna untuk membunyikan lonceng. Dan…
DHONG! DHONG! DHONG!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR