Siswa kelas IV sangat suka membawa bekal makanan ke sekolah. Setiap jam istirahat, mereka akan memindahkan meja agar membentuk lingkaran lalu makan bersama. Kadang-kadang Bu Guru Santi pun ikut makan bersama anak-anak. Bu Guru Santi sangat senang jika anak-anak mau membawa bekal makanan ke sekolah.
Bel tanda istirahat berbunyi. Anak-anak kelas IV bergegas merapikan buku-buku dan menyatukan beberapa meja untuk makan bersama.
“Ayu bawa bekal apa?” tanya Sisil.
“Ayu bawa bekal perkedel jagung dan sayur kacang panjang. Kalau Sisil?” kata Ayu.
“Sisil bawa kentang dan ayam. Ada roti juga, nanti Ayu boleh cicip,” jawab Sisil.
“Waaah, terima kasih Sisil,” jawab Ayu senang.
Ayu, Sisil, dan teman-teman segera keluar kelas untuk mencuci tangan. Setelah itu, mereka masuk kelas lagi untuk makan bersama.
“Teman-teman, ingat jaga kebersihan ya saat makan,” kata Bayu si ketua kelas IV.
“Siap Bayu,” kata anak-anak kelas IV bersahutan.
Mereka pun makan dengan lahap. Ada yang berbagi makanan, ada juga yang menceritakan asiknya memasak bersama Mama.
“Ayu, Sisil ambil roti dulu ya di tas. Pasti enak,” kata Sisil yang baru selesai makan kentang dan ayam. Ayu mengangguk. Beberapa saat kemudian Sisil tidak kembali. Ayu melihat Sisil kebingungan dan mengeluarkan barang-barang di dalam tasnya. Ayu pun menghampiri Sisil.
“Ada apa Sil?” tanya Ayu.
“Huuuuh, bekal roti Sisil hilang Yu. Tadi ada di tas. Tadi pagi sudah Sisil lihat juga ada di tas. Kenapa sekarang hilang ya?” kata Sisil kebingungan.
“Padahal kan itu roti isi yang Sisil buat sendiri Yu. Sisil sedih sekali,” tambah Sisil dengan mata berkaca-kaca. Ayu pun ikut sedih melihat Sisil. Ia mengusap pundak Sisil dan berkata,”Kita tanya teman-teman yuk Sil.”
Ayu maju ke depan kelas dan berkata,”Teman-teman, apa ada yang melihat roti isi Sisil?”
“Rotinya di kotak persegi panjang warna merah muda,” kata Sisil menambahkan.
Semua anak kelas 4 tidak ada yang menjawab, beberapa menggeleng tidak tahu.
“Sisil, apa mungkin ketinggalan di rumah?’ tanya Radit.
“Tidak ketinggalan. Tadi pagi Ibu yang masukkan ke dalam tas saat mau masuk ke gerbang sekolah. Sisil ingat,” jawab Sisil.
Tidak ada satu pun siswa kelas empat yang tahu kemana hilangnya bekal roti isi milik Sisil.
Bel tanda pulang berbunyi. Sisil dan Ayu masih penasaran kemana hilangnya roti isi Sisil.
“Sisil masih sedih ya?” tanya Ayu.
“Iya Yu, selain roti itu sudah Sisil buat sendiri, kotak merah mudanya itu hadiah ulang tahun dari Nenek,” jawab Sisil.
Mereka masih berdiri di halaman sekolah. Tiba-tiba terdengar ada suara.
“Sisil… Sisil…. Aku temukan kotak bekalmu,” Bayu berlari menghampiri Ayu dan Sisil.
“Wah iya Yu, ini kotak bekalku,” kata Sisil. Wajahnya mulai bahagia.
“Hmm, tetapi kemana roti isinya ya?” tanya Ayu lagi yang melihat-lihat kotak itu.
“Aku temukan ini di atas meja dekat kantin Sil,” kata Bayu.
Sisi membuka kotak makan itu. Ternyata memang benar, roti isinya sudah tidak ada, tetapi ada surat di dalamnya.
Untuk Sisil,
Aku minta maaf sudah makan roti isi milik kamu ya Sil. Aku tidak sengaja menemukan kotaknya di depan kelas pagi-pagi. Aku tidak bawa bekal dan lupa bawa uang jajan. Jadi, aku makan waktu istirahat. Maaf ya Sil.
“Wah, siapa ya?” tanya Ayu penasaran.
“Sisil juga tidak tahu. Tapi tidak apa-apa, mungkin terjatuh dari tas jinjing Sisil pagi tadi,” kata Sisil.
“Iya Sil, ya sudah kita pulang saja,” kata Bayu.
“Iya yuk, sudah siang. Lagi pula kotaknya sudah kembali. Besok Sisil bikin roti isi lagi, sekalian buat Bayu dan Ayu juga. Makasih ya, kalian sudah membantu Sisil,” kata Sisil yang sudah tidak sedih lagi.
Cerita: Putri Puspita
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR