“Anak-anak, siapa yang tidak masuk hari ini?” tanya Bu Santi di depan kelas.
Anak-anak kelas 4 mulai menoleh ke sekitar.
“Radit Bu,” kata seorang siswa.
“Ada yang tahu Radit ke mana? Sudah tiga hari tidak bersekolah dan belum ada kabar,” kata Bu Santi.
Semua anak kelas 4 tidak ada yang menjawab karena tidak ada yang tahu kemana perginya Radit.
Bu Santi lalu melanjutkan pelajaran saat itu, yaitu tentang pecahan sederhana dan campuran. Semua anak kembali berkonsentrasi pada pelajaran sampai bel istirahat terdengar.
“Ras, kemana ya Radit?” tanya Ayu.
“Raras tidak tahu juga Yu. Mungkin Bayu tahu karena rumah Bayu tidak jauh dari rumah Radit,” jawab Raras.
Raras dan Ayu pun mendatangi Bayu.
“Bayu, apa kamu tahu Radit ke mana?” tanya Raras.
“Aku juga bingung Ras, kemarin aku main ke rumahnya, tapi rumahnya sepi. Nanti pulang sekolah aku akan ke rumahnya lagi untuk tanyakan,” jawab Bayu.
“Wah Bayu, Ayu boleh ikut kah mampir ke rumah Radit? Lagi pula rumahnya searah dengan jalan Ayu pulang,” tanya Ayu.
“Raras juga, Raras mau ikut ya,” tambah Raras.
“Boleh, nanti pulang sekolah kita ke rumah Radit ya,” kata Bayu.
Sepulang sekolah, Bayu, Raras, dan Ayu berjalan bersama menuju rumah Radit. Perjalanan ke rumah Radit tidak terlalu jauh, tetapi pemandangannya memang sangat indah karena bisa melewati jalanan kecil di samping sawah yang asri. Ayu selalu senang dengan hijaunya sawah.
“Ayu, Raras, hati-hati yah, jalanan licin karena kemarin hujan,” kata Bayu. Ayu dan Raras mengangguk dan mulai lebih memperhatikan langkahnya.
Tak lama kemudian Ayu, Raras, dan Bayu sampai di depan rumah Radit. Ternyata benar kata Bayu, rumah Radit saat itu sangat sepi. Tetangganya pun tidak ada yang terlihat di luar rumah.
Bayu mencoba mengetuk pintu dan melihat dari jendela. “Sepertinya memang tidak ada orang Yu,” kata Bayu.
Mereka bertiga pun mulai saling berpandangan, semakin bingung kemana perginya Radit karena tidak biasanya Radit tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
Tak lama kemudian, seorang Ibu lewat di depan rumah Radit. Tanpa menunggu lama, Raras langsung menghampiri.
“Selamat siang Bu, maaf mau tanya. Apa Ibu tetangga Radit?” tanya Raras.
“Iya betul, saya tinggal di sebelah,” jawab Ibu itu.
“Apa Ibu tahu Radit dimana? Sudah 3 hari Radit tidak masuk sekolah,” tanya Bayu.
“Ohh iya, Radit sedang menemani ayahnya yang masuk rumah sakit. Katanya ada gangguan paru-paru,” kata Ibu itu.
“Oh begitu, di rumah sakit mana ya?” tanya Ayu.
“Di Rumah Sakit Sentosa, dekat dari sini. Tapi, biasanya kalau jam segini, Radit dan Ibunya akan datang untuk menyiapkan makan siang dan dibawa ke rumah sakit. Tunggu saja,” kata Ibu itu.
“Wah iya, akan kami tunggu, terima kasih ya Bu,” kata Raras.
Bayu, Raras, dan Ayu memutuskan menunggu di depan rumah Radit. Tak lama kemudian, memang benar kalau Radit dan ibunya datang. Radit pu kaget melihat tiga temannya menunggu di serambi rumah.
“Radiiit..” sapa Ayu.
“Loh kok kalian bisa di sini?” tanya Radit.
“Iya, kami khawatir karena kamu sudah tidak masuk tiga hari tanpa keterangan,” kata Raras.
“Aku dengar kalau Ayah kamu sakit ya Dit? Kami berdoa semoga Ayah Radit cepat sembuh yah,” kata Bayu.
“Terima kasih ya teman-teman. Iya betul, Ayah sedang dirawat karena gangguan paru-paru. Hmmm, kata dokter itu karena Ayah sering merokok. Padahal aku sering bilang pada Ayah bahwa itu berbahaya, tapi ternyata Ayah sudah sakit begini,” kata Radit.
“Radit jangan sedih ya. Semoga Ayah segera sembuh dan berhenti merokok. Lalu, Radit bisa masuk sekolah lagi,” kata Ayu.
“Amiiin, terima kasih teman-teman. Aku minta maaf kalau aku dan ibu harus kembali ke rumah sakit lagi untuk menemani Ayah. Aku titip pesan untuk Bu Santi yah tentang ini,” kata Radit.
“Siap Radit, akan kami sampaikan,” kata Raras.
Mereka pun berjalan bersama, Radit dan Ibunya kembali ke rumah sakit, sedangkan Bayu, Raras, dan Ayu berjalan ke rumah masing-masing. Ternyata inilah alasan Radit tak masuk sekolah.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR