Wanita suku Kayan di daerah Pet Pan, Myanmar memiliki tradisi khusus untuk membuat diri mereka menjadi cantik.
Memakai cincin di leher
Tradisi yang mereka lakukan adalah memakai cincin besar berwarna kuning emas di lehernya. Menurut mereka, semakin banyak cincin yang digunakan dan semakin panjang leher mereka, maka ia akan semakin cantik, anggun, dan terpandang.
Tradisi ini telah turun menurun dilakukan sejak nenek moyang bangsa mereka. Tidak hanya itu, tradisi memakai cincin di leher ini tidak bisa dilewatkan begitu saja karena sifatnya yang sakral. Bahkan tradisi ini sudah dilakukan pada perempuan yang berusia balita (di bawah lima tahun).
Semakin sakit, semakin cantik
Memakai cincin di leher memang menyakitkan dan membuat yang memakainya merasa tidak nyaman dan terasa berat. Tetapi wanita-wanita suku Kayan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi. Semakin sakit dan berat cincin yang dipakai, maka mereka semakin cantik.
Dulunya tertutup, sekarang sudah membuka diri
Dulunya suka Kayan agak tertutup dan tidak mudah membuka diri ke masyarakat luar yang lebih modern. Tetapi seiring berjalannya waktu, kini mereka sudah mulai membuka diri untuk bertemu orang lain di luar sukunya. Bahkan mereka juga mengizinkan wisatawan yang ingin mengambil foto yang menggambarkan tradisi unik dan budaya mereka.
Seperti yang dilakukan Dmytro Ghilitukha, seorang fotografer yang berasal Ukraina, dia telah mengabadikan momen-momen dimana wanita Kayan sedang memakai cincin di lehernya. Dia berkata bahwa dalam dunia medis sebenarnya memakai cincin leher itu berbahaya bagi kesehatan tulang leher.
Wanita suku Kayan berpikir bahwa melepas cincin dari leher bisa membuat leher mereka patah. Padahal sebenarnya bukan begitu yang terjadi. Ada beberapa wanita suku Kayan yang melepas cincin di lehernya malah mengaku merasa lebih baik.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR