Hujan deras turun berhari-hari di Negeri Dongeng . Tanah lapang tempat para kurcaci bermain, penuh lumpur tanah. “Kita main lempar-lemparan bola lumpur, yuk!” ajak Felip.
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
2. “Ayo! Tapi, aku harus meminjam tongkat Nirmala dulu. Soalnya, kalau Dayang Kepala melihat baju kita kotor, ia pasti marah. Ia tak suka melihat anak kotor,” sahut Oki .
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
Dan seperti biasa, diam-diam Oki mengambil tongkat Nirmala. Saat itu Nirmala dan para dayang sedang mencuci pakaian di tepi sungai. Tak jauh dari tanah lapang.
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
Setelah berhasil mengambil tongkat Nirmala, Oki kembali menemui para kurcaci. Mereka pun mulai bermain. Mereka membuat bola-bola dari tanah berlumpur.
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
“Hahaha, perang dimulai!” seru Felip. Plok! Plok! Mereka saling melempar bola lumpur. Baju mereka pun belepotan lumpur. Setelah puas bermain, Oki mengambil tongkat wasiat.
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
“Tongkat wasiat, bersihkanlah tubuh kami!” Oki memutar tongkat wasiat itu sembarangan. Wah aneh! Tiba-tiba terbanglah sikat-sikat, sabun-sabun, dan handuk ke arah mereka.
KUSSUSANI
Bermain Lumpur
Seketika benda-benda itu membersihkan tubuh para kurcaci. “Adaaw!” teriak para kurcaci. Tiba-tiba Nirmala, para dayang, dan Dayang Kepala muncul. Rupanya benda-benda itu milik mereka. Melihat para kurcaci kotor, Dayang Kepala langsung memberi hukuman. Mereka harus mencuci pakaian sendiri. Juga handuk-handuk para dayang yang menjadi kotor. (Cerita : Vanda Parengkuan; Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Belajar Seni Menanam Pohon, Ini 6 Jenis Tanaman yang Cocok untuk Dibonsai
KOMENTAR