Setelah menerima pesan itu, Kapten Smith mengubah arah Titanic ke selatan.
Baca ini juga yuk: Museum Titanic, Berbentuk Kapal Titanic
Jam 13.42, Titanic kembali menerima informasi dari kapal kargo SS America adanya gunung es raksasa di depannya.
Namun, Titanic terus melaju seperti biasa, karena operator radio tidak menyampaikan hal itu kepada kapten kapal.
Jam 19.30, saat para penumpang sedang menikmati makan malam yang mewah, kapal kargo California mengingatkan adanya tiga gunung es di arah depan.
Jam 21.40, saat para penumpang sedang menikmati hiburan malam yang meriah, operator radio kembali menerima peringatan dari kapal Mesaba untuk waspada karena adanya banyak gunung es di arah depan.
Menabrak gunung es
Jam 22.30, saat penumpang sedang menikmati hiburan tengah malam yang lebih meriah, opartor radio kembali menerima informasi serius dari kapal kargo California. Kapal Titanic diminta untuk berhenti sebab ada gunung es raksasa di depannya.
Namun, operator Titanic malah marah-marah karena dianggap mengganggu.
Akibat pesan penting tersebut tidak ditanggapi dan disampaikan kepada kapten kapal, maka sejam kemudian, pada jam 23.40 menjelang tengah malam, Titanic yang tengah melaju kencang itu menabrak gunung es raksasa, sehingga mengakibatkan lambung kapal robek dan menyebabkan air masuk ke dalam kapal.
Dua jam empat puluh menit kemudian, tepatnya pada jam 02.20 lambung kapal patah menjadi dua, sehingga kapal mewah Titanic itu tenggelam di dasar samudera.
Ratusan orang berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci. Namun, lebih dari 1500 orang tidak bisa diselamatkan karena terjebak di dalam kapal, dan sebagian lagi meninggal karena kedinginan di tengah laut.
Penyebab Titanic tenggelam
Konon, kapal pesiar mewah Titanic merupakan kapal canggih yang dilengkapi dengan peralatan anti tenggelam. Namun, kenyataannya kapal canggih ini tenggelam setelah berlayar selama empat hari.
Tenggelamnya Titanic disebabkan oleh beberapa faktor.
1. Petugas kapal mengabaikan peringatan tandaa bahaya dari kapal lain.
2. Petugas kapal tidak menyampaikan infomasi penting kepada kapten kapal, sebagai pengambil keputusan untuk berhenti atau mengubah arah.
3. Petugas kapal tidak berpengalaman mengatasi kondisi darurat, sehingga pintu darurat yang mencegah air masuk ke dalam kapal tidak berfungsi cepat. Selain itu sekoci penyelamat tidak dimanfaatkan maksimal.
4. Baik petugas maupun penumpang terlalu percaya dengan kecanggihan kapal baru yang mustahil tenggelam, sehingga mereka tidak siap dalam kondisi darurat.
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR