Ternyata, warga Jawa Tengah dan Jawa Timur juga punya tradisi khusus untuk menyambut ramadhan. Seperti apa?
Dugderan di Semarang
Di Semarang, ada tradisi Dugderan. Acara ini mirip dengan acara pawai yang biasa diadakan oleh masyarakat biasanya. Dalam acara ini biasanya ada arak-arakan. Peserta yang mengikuti arak-arakan biasanya menggunakan kostum yang unik. Oiya, ada satu mainan dari kertas yang berhubungan erat dengan tradisi ini, namanya warak ngendok.
Mau tahu asal-usul tradisi ini?
Ternyata, tradisi ini pertama kali diadakan oleh Kanjeng Bupari RMTA Purbaningrat, pada tahun 1881. Tujuannya untuk memberitahu masyarakat mengenai mulainya puasa. Biasanya, akan dibunyikan suara bedug dan meriam sebagai tanda awal datangnya puasa.
Nah, karena suara bedug itu mengeluarkan bunyi "dug" dan suara meriam itu mengeluarkan bunyi "der", maka acara ini dinamai dugderan.
Dandangan di Kudus
Masyarakat kudus selalu melakukan dandangan untuk menyambut ramadhan. Tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman Sunan Kudus.
Dandangan merupakan kegiatan untuk menunggu pengumuman awal datangnya puasa. Pada zaman dulu, semua masyarakat biasanya berkumpul di depan masjid. Setelah diumumkan kapan awal datangnya puasa, maka bedug akan ditabuh sebagai tanda datangnya puasa.
Akan tetapi, karena banyaknya orang yang menunggu, maka banyak pula masyarakat yang berjualan. Jadi, tradisi Dandangan saat ini tak hanya menunggu pengumuman datangnya puasa, tapi juga tempat berjualan berbagai macam barang. Oiya, dalam acara Dandangan itu ada acara lain, lo, seperti tabuh bedug, atraksi seni, dan lainnya.
Foto: tribunnews.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR