Ratu Fatima datang ke Negeri Dongeng . Ia membawa bibit anggrek macan tutul untuk Ratu Bidadari . "Bunga anggrek ini bertutul mirip kulit macan tutul," ujar Ratu Fatima.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
Beberapa bulan kemudian, anggrek itu mulai berbunga. "Wan, tutul bunganya memang mirip macan tutul, ya!" seru Oki . Nirmala mengangguk sambil memandang kagum.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
Dino melihat anggrek macan tutul itu. Ooh, nakalnya! Ia melahap habis bunga-bunga itu. Saking asyiknya, ia tidak melihat anak macan tutul yang mengendap-endap masuk ke taman istana.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
Nah, ini Pak Sirkus, kepala rombongan sirkus. "Nirmala, apa kau melihat Tultul, si macan tutul kecil?" tanya Pak Sirkus.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
"Hei! Itu dia! Sembunyi di semak-semak!" seru Oki. Pak Sirkus segera mengambil kandang. "Tepuk pantat si Tultul, agar ia masuk ke kandang," perintah Pak Sirkus.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
Puk!! Oki menepuk pantat si Tultul. Macan kecil itu langsung melompat masuk ke dalam kandang. Akan tetapi "Ugh ugh..."
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
"Lo, mengapa suara Tultul jadi berubah?" gumam Pak Sirkus heran. Ow, ternyata Tultul sedang minum di kolam. Ia langsung melompat ke gendongan Pak Sirkus.
KUSSUSANI
Macan Tutul Dino
Dan yang masuk ke dalam kandang ternyata... Dino! "Hahaha... ternyata kulit Dino jadi bertutul karena memakan anggrek ini," tawa Oki geli. (Cerita : Vanda Parengkuan/Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR